Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tri Adi
Pada tahun 2008, Okada mengembangkan bisnisnya dengan membangun kasino bernama Entertainment City di Manila, Filipina. Ia juga membangun perusahaan lokal bernama Tiger Resort, Leisure and Entertainment Inc, untuk menangani pengembangan properti Manila.
Sampai akhirnya, pada Juli 2016, ia meresmikan bisnis properti bernama Okada Manila, yaitu perusahaan yang menyediakan layanan hotel, resor dan kasino yang semuanya terintegrasi. Untuk mengembangkan bisnis di Filipina, ia mengeluarkan investasi besar yaitu sebanyak US$ 2,4 miliar.
Dalam sejumlah wawancara media, ia mengaku optimistis bahwa prospek pertumbuhan ekonomi di Filipina akan terus berkembang. Hal ini ditunjang oleh kepemimpinan visioner dan kuat dari presiden Rody Dueterte. Ia menyebarkan sikap optimistis tersebut terhadap banyak pihak, sebagai upaya mendukung perekonomian dan wisata Filipina, yang banyak didatangi oleh wisatawan asal China.
Sayangnya, kesuksesan itu diselingi banyak masalah bertubi-tubi yang menghampiri. Tahun 2017 Okada dituduh menyalahgunakan uang jutaan dolar dari perusahaan induknya Okada Holdings. Pemegang saham mayoritas Universal Entertainment Corporation mencopotnya sebagai pemimpin perusahaan Okada Holdings. Sampai hari ini, ia masih berseteru dengan mantan rekan bisnisnya, Steve Wynn terkait kepemilikan saham Wynn resort.
Media menyebutkan, ada persaingan bisnis keduanya dalam pengembangan bisnis perjudian kasino di Filipina. Steve Wynn kemudian memutuskan hubungan pertemanan dan memaksa Okada menjual sahamnya di Wynn Resort dengan diskon 30% atau senilai US$ 1,9 miliar atas tuduhan telah menyuap penjabat Filipina.
Ketika Wynn Resorts menuduh Okada, dokumen pengadilan justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Pengacara Okada mengatakan keberatan atas sumbangan Wynn Resort sebesar US$ 135 juta untuk universitas Macau yang diindikasikan untuk memuluskan bisnis Wynn Resort di Makau.•
(Bersambung)