kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder TV berbayar yang mendapatkan ide dari tugas kuliah (1)


Jumat, 05 April 2019 / 14:44 WIB
Miliarder TV berbayar yang mendapatkan ide dari tugas kuliah (1)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi

Ide berbisnis bisa datang darimana saja. Koos Bekker mendapatkan ide berbisnis saat tugas membahas kehadiran HBO. Ia melihat ada peluang bermain di TV berbayar. Ia lalu mendirikan perusahaan TV berbayar di luar Amerika Serikat. Jejaring bisnis terus bertambah. Bekker memiliki saham di Tencent. Pria asal Afrika Selatan ini juga membuka bisnis e-commerce di India. Bekker melihat pasar e-commerce di Asia belum banyak dijamah perusahaan-perusahaan lain.

Ide membangun bisnis bisa datang dari mana saja. Termasuk dari sebuah penelitian guna memenuhi tugas makalah kuliah.

Hal ini dilakoni Jacobus Petrus Bekker, yang lebih dikenal sebagai Koos Bekker. Kala itu Bekker tengah berusaha mendapatkan Magister Bisnis Administrasi atau Master of Business Administration (MBA).

Awal bisnis pria asal Afrika Selatan ini saat mengerjakan makalah soal keberhasilan HBO di tahun 1985. Dari makalah itu, Bekker menemukan ide mendirikan perusahaan TV berbayar terbesar di luar Amerika Serikat (AS).

Selang satu tahun kemudian, pada 1986, Bekker meluncurkan TV berbayar dengan merek M-Net. Perusahaan baru ini mendapat sokongan dana dari Naspers dengan mengantongi saham M-Net sebesar 26%. Naspers sendiri merupakan perusahaan surat kabar tebesar di Afrika.

Kegigihan Bekker mengantarkannya sebagai Presiden Direktur Naspers. Ia menyulap Naspers sebagai perusahaan multimedia mulai dari koran, televisi, hingga digital. Saat ini grup ini mengoperasikan TV berbayar di 48 negara di Afrika dan melayani sekitar 7 juta rumah.

Ia juga menjadikan Nasper sebagai salah satu investor para start up dengan mengempit 31% saham Tencent. Bekker membeli sepertiga saham Tencent pada tahun 2000 senilai US$ 30 juta.

Kala itu Tencent lebih dikenal dengan layanan pesan instan QQ-nya. Saat ini, lebih dari satu miliar orang menggunakan layanan perpesanan Tencent, seperti WeChat.

Berdasarkan kapitalisasi pasar, Naspers bernilai sekitar lebih dari US$ 66 miliar. Sahamnya telah naik lebih dari 500% sejak tahun 2010. Sebagian besar berkat Tencent.

Lantaran perusahaan ini aktif melakukan investasi di banyak perusahaan teknologi di berbagai negara. Berdasarkan data Forbes, Bekker tercatat sebagai salah satu miliarder di dunia. Harta kekayaannya mencapai US$ 2,4 miliar.

Bekker tak cuma mempunyai Nasper. Bekker juga membuat kesepakatan bisnis dengan portal Rusia yakni Mail.ru Group. Perusahaan ini memiliki layanan pengiriman pesan instan untuk PC desktop dan ponsel serta grup media Brasil Editora Abril yang menerbitkan beberapa judul majalah.

Pada tahun 2007 lewat Naspers, Bekker membeli 30% saham Mail.ru seharga US$ 165 juta. Kini Naspers hanya memegang kepemilikan saham Mail.ru sebanyak 29% dengan nilai sekitar US$ 1,6 miliar. Meskipun sahamnya telah turun hampir sepertiga sejak awal krisis Ukraina.

Jejaring bisnis Bekker hingga ke Asia Selatan. Bekker juga menjalankan investasi di India. Naspers memiliki 19% dari perusahaan Flipkart. Ia juga investasi di situs perjalanan Ibibo, guna melawan Google dan Kayak.com.

Bekker sendiri masuk ke bisnis e-commerce ke tempat-tempat yang belum menjadi fokus raksasa teknologi AS. Meskipun Bekker mengakui bisnis di e-commerce ini terbilang sulit.

"Konsumen dan pengusaha di India, China, Afrika dan Eropa Timur menawarkan banyak kesempatan bagi mereka yang bersedia menunggu untuk melakukan kegiatan konsumsi. Oleh sebab itu dibutuhkan kesabaran dalam membangun bisnis di pasar ini," jelas Bekker seperti mengutip Forbes.

Bekker kini menghabiskan banyak waktu dengan sang istri dan kedua anak mereka di Babylonstoren, sebuah pertanian luas dan hotel mewah yang mereka miliki di Winelands Cape yang berasal dari abad ke-17.

Banyak yang memuji keberhasilan bisnisnya. Apalagi jika awalnya mendapatkan ide cuma pada saat mengerjakan makalah kuliah.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×