kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tentara Korea Selatan: Korea Utara akan membayar harga bila melakukan aksi militer


Rabu, 17 Juni 2020 / 20:57 WIB
Tentara Korea Selatan: Korea Utara akan membayar harga bila melakukan aksi militer
ILUSTRASI. South Korean marines take part in a military exercise on South Korea????s Baengnyeong Island, near the disputed sea border with the north, September 7, 2017. Choi Jae-gu/Yonhap via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  SEOUL. Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara saat ini tengah memanas. Militer Korea Utara menghancurkan kantor penghubung Antar-Korea yang makin menegangkan hubungan kedua Korea.

Di tengah memanasnya hubungan tersebut, Militer Korea Selatan mengingatkan Korea Utara akan membayar harga bila nekad melakukan aksi ke wilayahnya.

Baca Juga: Hubungan Korsel-Korut memburuk, Menteri Unifikasi Korsel mengundurkan diri

Militer Korea Selatan memperingatkan bahwa jika Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) mengambil tindakan militer terhadap Korea Selatan, "mereka akan membayar harganya". Pernyataan militer Korea Selatan itu muncul menyusul ledakan sebelumnya dari kantor Penghubung di Kaesong oleh Pyongyang.

Seorang pejabat Senior Kepala Staf Gabungan Republik Korea Selatan mengatakan pasukan Korea Selatan menyatakan keprihatinan mendalam bahwa saat ini Staf Umum Korea Utara mempublikasikan berbagai jenis rencana militer yang bertentangan dengan perjanjian intra-Korea, Deklarasi Panmunjom dan perjanjian militer 19 September, 2018.

Baca Juga: Hadapi ancaman Korut, Jepang malah batalkan rencana penggunaan sistem rudal buatan AS

"Tindakan semacam itu membatalkan semua hasil bersama-sama yang telah tercapai selama lebih dari 20 tahun dan upaya di bidang kemajuan hubungan intra-Korea dan pelestarian perdamaian di Semenanjung Korea. Jika pihak Korea Utara melanjutkan ke tindakan nyata, itu pasti akan membayar harga yang sesuai," ujar pejabat tersebut seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (17/6).

Pernyataan tersebut menyusul pengumuman DPRK bahwa mereka akan melanjutkan semua jenis latihan militer reguler di sekitar Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), menolak niat Seoul untuk menyelesaikan situasi melalui undang-undang yang akan melarang praktik para aktivis.

Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama antar-Korea di kota perbatasan Kaesong pada 16 Juni, tiga hari setelah saudara perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengancam akan menyingkirkan saluran yang tidak berguna itu dan memutuskan hubungan Korea Utara-Selatan setuju jika Seoul gagal menghentikan pengiriman selebaran propaganda ke perbatasan.

"Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh pemimpin tertinggi, partai kami dan negara, saya memberikan instruksi kepada departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya", kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan beberapa beberapa hari yang lalu, dia juga menambahkan bahwa sudah saatnya untuk memutuskan hubungan dengan pihak berwenang Korea Selatan.

Baca Juga: China tidak ingin ada bentrokan lagi di wilayah perbatasan dengan India

Menurut penyiar negara Korea Central News Agency (KCNA), ledakan hebat menghancurkan kantor penghubung bersama di zona industri pada pukul 05:50 GMT, yang sejalan dengan pola pikir orang-orang yang marah yang membuat marah para aktivis dari Korea Selatan. Korea yang telah mengirim balon dengan selebaran mengkritik aturan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di seberang perbatasan.

Menanggapi langkah yang tiba-tiba itu, Korea Selatan menyatakan "penyesalan yang kuat atas ledakan unilateral Korea Utara atas gedung kantor penghubung antar-Korea", memperingatkan bahwa jika Pyongyang memperburuk situasi, itu akan menjadi tanggung jawab DPRK dan bukan pihak lain.

Kompleks industri Kaesong adalah zona ekonomi khusus di perbatasan antar-Korea, yang dikelola bersama oleh Korea Utara dan Selatan. Dilaporkan ada 124 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di kompleks Kaesong dengan lebih dari 54.000 karyawan Korea Utara.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×