Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PARIS. Angkatan bersenjata Prancis dikabarkan mulai mengalami kekurangan cadangan amunisi akibat rutin memberikan bantuan ke Ukraina selama perang dengan Rusia berlangsung.
Kantor berita lokal, Le Figaro, pada hari Rabu (15/2) melaporkan bahwa jenis amunisi yang mulai langka adalah peluru kaliber 155mm yang digunakan oleh perangkat howitzer dan meriam artileri.
Le Figaro mengutip laporan dari Julien Rancoule dan Vincent Bru, anggota parlemen Prancis yang menyusun laporan tentang cadangan amunisi.
Baca Juga: NATO Meminta Korea Selatan Ikut Memberi Dukungan Militer ke Ukraina
Laporan tersebut menguraikan alasan bagi pemerintah untuk mengkaji kembali stok amunisi, mengingat kemungkinan kebuntuan besar.
"Kami mendesak pemerintah untuk mengisi kembali persenjataan militer negara. Kebijakan untuk menjaga stok keperluan pertahanan karena alasan ekonomi harus diabaikan," kata Bru, seperti dikutip TASS.
Lebih lanjut, Le Figaro menjelaskan bahwa ketegangan antara pejabat yang mendukung kebijakan pemerintah untuk mendukung Ukraina dengan mereka yang meminta cadangan dalam negeri lebih diperhatikan akan meningkat di kemudian hari.
Keputusan Prancis untuk rutin memberikan dukungan militer ke Ukraina tentu sejalan dengan para mitranya di NATO.
Baca Juga: Hungaria Ingatkan Ancaman Perang Dunia Jika Ukraina Bergabung dengan NATO
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akhir tahun lalu berjanji akan mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina mulai awal tahun ini. Prancis telah memasok Ukraina dengan peluncur roket dan sistem pertahanan udara Crotale
Macron juga membuka peluang untuk pengiriman lebih banyak artileri bergerak Caesar.
Mengutip France24, per November 2022 Prancis telah memberi Ukraina 18 howitzer Caesar dan bantuan militer senilai 550 juta euro, menjadikannya sebagai penyumbang senjata terbesar kelima bagi Ukraina.