Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PARIS/PRAGUE. Virus corona mengguncang Eropa. Prancis memberlakukan jam malam, sementara negara-negara Eropa lainnya menutup sekolah, membatalkan operasi di rumah sakit, dan mendaftar petugas medis ketika pihak berwenang kewalahan menghadapi skenario mimpi buruk kebangkitan Covid-19 pada awal musim dingin.
Melansir Reuters, dengan angka kasus baru mencapai sekitar 100.000 setiap hari, selisih penambahan kasus antara Eropa dengan Amerika Serikat semakin melebar, di mana AS mencatatkan penambahan rata-rata lebih dari 51.000 infeksi Covid-19 dilaporkan setiap hari.
Dengan kasus infeksi di Prancis yang meningkat pesat, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pemberlakuan jam malam selama empat minggu mulai Sabtu (17/10/2020) di Paris dan kota-kota besar lainnya. Kebijakan ini dipastikan akan mempengaruhi hampir sepertiga dari 67 juta penduduk negara itu.
“Kami harus bereaksi,” kata Macron dalam sebuah wawancara di televisi nasional seperti yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Duh, uji klinis calon vaksin corona di perusahaan ini dihentikan karena penyakit aneh
Dia mengatakan Prancis tidak kehilangan kendali atas virus tersebut, tetapi menambahkan: "Kami berada dalam situasi yang mengkhawatirkan."
Sementara itu, sebagian besar pemerintah Eropa sudah mulai mengurangi penguncian selama musim panas untuk mulai menghidupkan kembali ekonomi yang sudah terpukul oleh gelombang pertama pandemi virus corona. Tetapi kembalinya aktivitas normal memicu lonjakan tajam kasus di seluruh Benua Biru.
Bar dan pub termasuk yang pertama ditutup atau menghadapi penutupan lebih awal dalam penguncian baru. Dengan melonjaknya tingkat infeksi, pemerintah Eropa harus memutar otak bagaimana sekolah dan perawatan medis non-Covid tetap bisa berjalan.
Baca Juga: Banyak negara beralih ke tes antigen cepat untuk Covid-19, apa itu?