Reporter: Mona Tobing | Editor: Catur Ari
Menyandang nama besar keluarga Prada, Miuccia Prada memerlukan waktu lama untuk meraih sukses. Sarjana politik yang kemudian menjadi desainer ini mewarisi bisnis ketika berusia 29 tahun. Prada sempat absen dari daftar orang terkaya selama enam tahun terakhir. Namun, sejak penjualan saham perdana Prada di bursa Hong Kong, ia kembali masuk ke daftar orang terkaya sejagat versi Forbes. Ia duduk di posisi 139 dengan kekayaan US$ 6,8 miliar.
Prada kini menjadi salah satu merek fesyen top dunia. Riwayatnya dimulai hampir seabad lalu, tepatnya pada tahun 1913. Mario Prada mendirikan label Prada bersama saudara lelakinya, Martino.
Dua bersaudara ini mendirikan Prada sebagai toko peralatan yang berasal dari kulit di Galleria Vittorio Emanuele II di Milan, Italia. Dari awal, Mario membangun Prada sebagai toko mewah. Toko ini menjual berbagai barang dari kulit, tas dan koper, serta aksesori mewah dan berbagai pernak-pernik mahal.
Mario tak asal menyediakan barang. Ia menjual barang-barang yang didesain eksklusif untuk tokonya. Barang-barang tersebut merupakan barang-barang buatan tangan dengan bahan baku terbaik dan teknik tingkat tinggi.
Mario Prada bepergian ke seluruh Eropa mencari bahan baku berkualitas tinggi, serta berbagai elemen pelengkap untuk membangun produk yang mewah. Ia memproduksi koper ringan dari bahan kayu, kristal, dan bahkan kulit kerang.
Barang yang istimewa membuat Prada menjadi pusat perhatian pasar kelas atas, kelas paling elegan dan aristokrat di Eropa. Bisnis Mario Prada membesar. Ia memiliki dua toko di Milan. Kliennya berasal dari seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Tahun 1919, Prada menjadi pemasok resmi keluarga kerajaan Italia. Bertahun-tahun, nama Prada kian menanjak dan menjadi label prestisius.
Mario adalah orang yang tidak percaya bahwa perempuan punya peran dalam bisnis. Ia pun mencegah perempuan anggota keluarganya turun menggarap bisnis. Ironisnya, anak lelakinya tak berminat meneruskan toko barang mewahnya.
Alhasil, anak perempuannya, Luisa Prada, mengambil alih kepemimpinan Prada sebagai penerusnya. Luisa menjalankan bisnis Prada selama hampir 20 tahun sebelum anaknya, Miuccia mengambil alih bisnis.
Sebenarnya, Miuccia lebih tertarik belajar politik. Ia mendapat gelar PhD bidang ilmu politik. Vogue melaporkan, Miuccia belajar pantomim selama lima tahun setelah itu. Selepas kuliah, perempuan kelahiran Milan, 10 Mei 1949 ini lebih banyak menghabiskan waktunya di partai politik ketimbang meneruskan bisnis keluarga. Ia menjadi anggota Partai Komunis. Miuccia giat memperjuangkan hak-hak perempuan di kota kelahirannya.
Tahun 1978, meski ogah-ogahan, Miuccia mengambil alih bisnis keluarga. Di saat yang sama, ia bertemu dengan Patrizio Bertelli, yang kemudian menjadi suaminya. "Kalau saya tidak bertemu dia, saya mungkin sudah menyerah, atau setidaknya tidak bisa melakukan hal-hal yang saya lakukan," kata Miuccia dalam wawancara dengan Vogue, Mei 2011.
Ketika mengambil alih bisnis keluarga Prada, Miuccia menghadapi persaingan berat dari beberapa label fesyen lain seperti Gucci. Miuccia harus memutar otak untuk menjalankan bisnis keluarga.
Bertelli adalah pebisnis asal Tuscan, Italia. Ketika itu, Bertelli menjalin bisnis berbagai produk kulit dengan Granello dan Sir Robert. Bertelli membentuk I Pelletieri D'Italia SpA (IPI) untuk mengkonsolidasi produksi dan distribusi berbagai produk yang dibangunnya selama 10 tahun terakhir. Di tahun pendiriannya itu, IPI mendapat lisensi eksklusif dari Miuccia untuk memproduksi dan mendistribusikan produk-produk kulit bermerek Prada. Pada tahun 2003, IPI dan Prada akhirnya merger.
Di tahun-tahun awal, Bertelli kerap memberi saran ke Miuccia dan Miuccia pun menjalankan saran Bertelli. Atas saran Bertelli, Miuccia menghentikan impor barang dari Inggris dan mengubah style berbagai produk tas.
(Bersambung)