Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba dari lini mobil listrik “terjangkau” milik Tesla Inc. (TSLA.O) menjadi sorotan utama menjelang laporan keuangan kuartalan perusahaan pada Rabu (waktu AS).
Para analis menilai bahwa pemangkasan biaya produksi ribuan dolar per unit belum cukup untuk menjaga margin keuntungan Tesla tetap sehat.
Strategi Elon Musk: Volume Penjualan Mengalahkan Margin
Peluncuran Model Y dan Model 3 versi Standar pada awal bulan ini menjadi taruhan besar Elon Musk untuk mendorong peningkatan penjualan dan pendapatan secara keseluruhan, meski laba per kendaraan menurun.
CEO eksentrik itu memang menjadikan robotaxi sebagai masa depan Tesla, tetapi sementara proyek itu dikembangkan, penjualan kendaraan konvensional harus tetap kuat.
Baca Juga: Elon Musk Berjuang Kembalikan Paket Gaji Rp929 Triliun dari Tesla
Di pasar Amerika Serikat, harga kedua model baru ini turun sekitar US$5.000–US$5.500 dibanding versi sebelumnya. Penurunan harga dicapai dengan mengurangi ukuran baterai, menurunkan tenaga motor listrik, serta menghapus berbagai fitur interior dan eksterior.
“Tesla jelas memilih menukar margin jangka pendek dengan skala jaringan jangka panjang,” kata Shay Boloor, Chief Market Strategist di Futurum Equities. Ia menambahkan, kanibalisasi penjualan dari model Tesla yang lebih mahal merupakan konsekuensi yang wajar.
Respons Pasar Global dan Dampak Pajak di AS
Model Y dan Model 3 versi standar menjadi opsi yang lebih terjangkau di Eropa dan Asia — dua kawasan yang kini dibanjiri mobil listrik asal Tiongkok. Langkah ini juga membantu mengimbangi berakhirnya insentif pajak federal di AS pada September lalu.
Kebijakan tersebut memicu lonjakan penjualan di menit-menit terakhir kuartal, yang diperkirakan akan tercermin dalam laporan keuangan Tesla mendatang.
Namun demikian, konsensus analis Visible Alpha memperkirakan penurunan pengiriman kendaraan Tesla sebesar 8,5% sepanjang tahun ini, sebuah isu yang kemungkinan akan dibahas langsung oleh Elon Musk.
Kritik: Masih Terlalu Mahal, Fitur Dasar Banyak Dihilangkan
Meski disebut “model terjangkau,” banyak analis dan investor menilai harga varian standar Tesla masih terlalu tinggi. Perusahaan juga harus berhati-hati karena banyak fitur premium bahkan fitur dasar dihilangkan dari model ini.
Baca Juga: Penjualan Tesla Cybertruck Turun 38% pada 2025, Antusiasme Pasar Mulai Meredup
Menurut Sam Fiorani, Wakil Presiden AutoForecast Solutions, pengurangan kapasitas baterai dan tenaga motor menyumbang sekitar 40% dari total penurunan harga. Tesla memilih tidak memangkas baterai terlalu jauh agar tetap dapat menawarkan jarak tempuh 321 mil (sekitar 516 km) per pengisian penuh.
Sebagai gantinya, perusahaan menghapus sejumlah fitur kenyamanan, antara lain:
-
Jok vegan berpendingin (ventilated seats)
-
Pencahayaan ambient
-
Cermin lipat otomatis
-
Tombol pengatur posisi di sisi kursi
-
Kantong di belakang kursi
-
Lapisan kedap air pada bagasi depan (“frunk”)
“Penghapusan komponen-komponen ini bisa membuat pembeli justru mempertimbangkan model yang lebih mahal,” kata Fiorani.
Margin Keuntungan Terus Tertekan
Margin kotor Tesla dari penjualan otomotif terus menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat pemotongan harga dan berbagai insentif untuk menghadapi persaingan yang meningkat dan permintaan yang melambat.
Baca Juga: Daftar Merek Mobil Listrik Terlaris di AS 2025: Tesla Kuasai Hampir 50% Pasar
Faktor lain yang turut membebani adalah tingginya suku bunga, lini produk yang menua, serta kontroversi politik Elon Musk yang kerap menuai reaksi negatif dari sebagian konsumen.
“Pertanyaan besarnya sekarang: seberapa besar lagi permintaan baru yang bisa didorong Tesla, mengingat portofolio produknya yang mulai usang?” ujar Garrett Nelson, analis ekuitas senior di CFRA Research.
Selain tekanan biaya, Tesla juga menghadapi penurunan tajam pada pendapatan dari penjualan kredit regulasi (regulatory credits) — komponen penting yang selama ini menopang laba.
Kebijakan baru pemerintah AS membatasi pembelian kredit tersebut oleh produsen mobil konvensional untuk menutupi emisi kendaraan bensin mereka. Akibatnya, penjualan kredit emisi Tesla kemungkinan besar mengering sejak kuartal ketiga.