kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Model COVID-19 Terbaru di AS Memprediksi Bakal Ada Gelombang Kematian Hingga Maret


Kamis, 20 Januari 2022 / 07:19 WIB
Model COVID-19 Terbaru di AS Memprediksi Bakal Ada Gelombang Kematian Hingga Maret
ILUSTRASI. Model COVID-19 terbaru menunjukkan bahwa gelombang kematian terkait virus corona dapat terjadi hingga bulan Maret. REUTERS/Jeenah Moon


Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Model COVID-19 terbaru menunjukkan bahwa gelombang kematian terkait virus corona dapat terjadi hingga bulan Maret. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat sampai saat ini terus bergulat dengan varian omicron yang sangat menular.

Menurut The Associated Press, Katriona Shea, seorang profesor di Pennsylvania State University yang ikut memimpin tim yang meninjau model COVID-19 dan kemudian meneruskan prakiraan tersebut ke Gedung Putih, mengatakan gelombang kematian terkait virus corona saat ini di AS akan mencapai puncaknya pada akhir Januari atau awal Februari.

Shea bilang, puncak awal Februari dapat mengakibatkan sejumlah kematian yang sama atau bahkan lebih besar dari puncak kematian yang tercatat selama gelombang delta. Dia juga mengatakan jumlahnya bisa melebihi puncak kematian yang tercatat di AS tahun lalu.

Secara keseluruhan, model gabungan Shea memprediksi bahwa 1,5 juta orang Amerika akan memeriksakan diri ke rumah sakit dan 191.000 akan meninggal antara pertengahan Desember dan pertengahan Maret, menurut AP.

Baca Juga: Orang yang Terinfeksi Omicron Bisa Menyebarkan Virus Sampai 10 Hari, Catat!

AP memberitakan, gelombang saat ini, dapat bertambah sekitar 58.000 dan 305.000 kematian baru ke total jumlah kematian COVID-19 di AS. 

Shea mengatakan gelombang kematian COVID-19 yang akan segera terjadi didorong oleh omicron, meskipun ada laporan bahwa varian baru menyebabkan penyakit yang lebih ringan pada individu yang divaksinasi dibandingkan dengan jenis virus sebelumnya.

"Secara keseluruhan, Anda akan melihat lebih banyak orang sakit bahkan jika Anda sebagai individu memiliki kemungkinan lebih rendah untuk sakit," kata Shea.

AS saat ini mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang sebagian besar disebabkan oleh varian omicron. Jumlah infeksi harian baru mulai meningkat akhir tahun lalu, ketika laporan mulai muncul ke permukaan dari jenis baru yang menyebar ke seluruh dunia.

Baca Juga: Amerika Serikat Akan Sediakan 400 Juta Masker N95 Gratis untuk Memerangi Covid-19

Kematian sejauh ini tetap lebih rendah dari gelombang pandemi sebelumnya. Data awal menunjukkan bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih ringan pada individu yang divaksinasi lengkap.

Namun, karena jumlah kasus terus meningkat, jumlah kematian juga dapat meningkat.




TERBARU

[X]
×