kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.219   -39,00   -0,24%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Moody's: Outlook bank Asia Pasifik 2018 stabil


Rabu, 13 Desember 2017 / 23:11 WIB
Moody's: Outlook bank Asia Pasifik 2018 stabil


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investors Services menilai, prospek perbankan di kawasan Asia Pasifik tahun 2018 secara keseluruhan stabil. Indonesia, salah satu negara malah mendapat outlook positif dari lembaga rating dunia ini.

"Matriks solvabilitas sistem perbankan diprediksi stabil, seiring pemulihan global dan pertumbuhan kredit secara moderat," kata Eugene Tarzimanov, Vice President and Senior Credit Officer Moody's Financial Institutions Group, seperti dikutip dari rilis resmi "Banks - Asia Pacific 2018 Outlook", Selasa (13/12).

Dari penilaian Moody's terhadap 16 sistem perbankan, sebanyak 13 sistem perbankan berprospek stabil, 2 memiliki outlook positif, dan hanya 1 yang negatif. 

Ketiga belas perbankan tersebut ada di Australia, Hong Kong, Singapura, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Taiwan, China, India, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Mongolia.

Dua negara dengan outlook perbankan positif yaitu Vietnam dan Indonesia. Sedangkan dengan prospek negatif adalah Sri Lanka.

Dari terawangan Moody's, pendukung kualitas perbankan Asia Pasifik tahun depan, selain pemulihan ekonomi global dan regional, yaitu kenaikan harga komoditas. Sementara itu, rasio kredit macet bisa ditahan lantaran bank masih kuat melakukan pencadangan kredit.

Pendanaan dan likuiditas perbankan juga diperkirakan tetap kuat, mengingat bank-bank di Asia merupakan lembaga keuangan dengan rasio simpanan nasabah terbesar. Bank-bank di Australia dan Selandia baru pun yang selama ini mengandalkan wholesale funding, memperlihatkan perbaikan sejak tahun 2008.

Risiko kredit perbankan di Asia umumnya datang dari besarnya kredit sektor swasta, baik korporasi maupun rumah tangga. Tapi, tidak akan sampai menggangu neraca perbankan 2018. 

Dalam konteks ini, perbankan China dan India paling terpapar risiko utang korporasi swasta, sementara Australia, Korea paling terkait risiko utang household.

Terakhir, Moody's berekspektasi, pemerintah kawasan Asia Pasifik akan tetap menyokong perbankan masing-masing. 

Sekadar menambahkan, Moody's melihat tahun depan bank akan menghadapi tren sekular. Misalnya, gelombang industri financial technology (fintech) yang membawa peluang sekaligus tantangan bagi perbankan. Selain itu, adanya tren penuaan populasi yang cepat di beberapa pasar, yang dalam jangka panjang bisa mempengaruhi tren penyimpanan dana di bank. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×