kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's pangkas peringkat utang Inggris jadi Aa3


Senin, 19 Oktober 2020 / 15:18 WIB
Moody's pangkas peringkat utang Inggris jadi Aa3
ILUSTRASI. Penyebaran virus corona di Inggris


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris sedang dilanda kekhawatiran penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin meningkat dan tengah berjuang untuk menjembatani kesenjangan dengan Uni Eropa atas kesepakatan perdagangan pasca Brexit. Aspek-aspek tersebut membuat peringkat utang Inggris dipangkas oleh Moody's Investors Service. 

Lembaga pemeringkat ini menjelaskan, penurunan peringkat utang Inggris terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah, erosi kekuatan fiskal dan melemahnya institusi dan pemerintah. Alhasil, Moody's pun pangkas peringkat Inggris ke Aa3, yang merupakan peringkat tertinggi keempat untuk suatu negara. 

Pandemi virus corona memang telah menjadi momok bagi kondisi keuangan publik, dengan pemerintah menghabiskan puluhan miliar untuk mendukung pekerjaan dan menopang ekonomi yang sedang mengalami kontraksi triwulanan terbesar sepanjang sejarah.

Baca Juga: Polandia akan membuka rumah sakit darurat Covid-19 di stadion nasional di Warsawa

Pandemi juga telah mendorong utang nasional hingga menyentuh £ 2 triliun setara sekitar US$ 2,6 triliun atau lebih dari 100% produk domestik bruto (PDB). 

"Bahkan sebelum guncangan akibat virus corona, kombinasi dari pertumbuhan produktivitas Inggris yang terus menerus rendah sejak krisis keuangan global. Investasi bisnis yang hangat sejak referendum Uni Eropa pada Juni 2016 dan ketidakpastian yang berkepanjangan atas hubungan perdagangan di masa depan dengan Uni Eropa membebani kinerja dan pertumbuhan Inggris," kata Moody's seperti dikutip Bloomberg, Senin (19/10). 

Moody's yang memiliki pandangan negatif terhadap Inggris sejak November 2019 juga mengatakan, prospek peringkat baru tersebut masih terbilang stabil. Semisal, nilai tukar poundsterling yang masih berada di antara keuntungan dan kerugian sepanjang Jumat (16/10) lalu, hanya bergerak sedikit setelah pengumuman Moody's ke posisi US$ 1,2915 per poundsterling. 

Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak telah berbicara tentang tanggung jawab negara untuk memperbaiki keuangan publik. Namun, ekonom dan International Monetary Fund (IMF) memperingatkan tentang penarikan dukungan atau stimulus fiskal yang prematur pada saat sebagian besar negara sedang menghadapi gelombang baru pembatasan untuk membendung virus. 

Hal itu menurut Moody's bisa memicu kenaikan material dalam utang menimbulkan risiko keterjangkauan utang di tahun-tahun yang mendatang. Perekonomian pun menghadapi gelombang baru dengan adanya pembatasan wilayah untuk membendung virus. 




TERBARU

[X]
×