kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Moon Jae-in menilai Olimpiade Tokyo bisa perbaiki hubungan diplomasi dengan Jepang


Selasa, 02 Maret 2021 / 13:36 WIB
Moon Jae-in menilai Olimpiade Tokyo bisa perbaiki hubungan diplomasi dengan Jepang
ILUSTRASI. Seorang petugas polisi berjaga di dekat bendera nasional Jepang dan Korea Selatan di Tokyo 22 Juni 2015. REUTERS/Toru Hanai


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melihat bahwa Olimpiade Tokyo bisa menjadi momentum yang sangat baik untuk memperbaiki hubungan diplomasi antara Korea Selatan dan Jepang.

Berbicara di upacara peringatan 102 tahun Hari Gerakan Kemerdekaan 1 Maret di Seoul, Moon menegaskan bahwa Korea Selatan siap membantu Jepang untuk menyukseskan Olimpiade Tokyo yang sempat ditunda tahun lalu.

Moon juga berharap Olimpiade Tokyo yang akan digelar tahun ini bisa membantu kedua negara pulih dari dampak pandemi virus corona.

"Saya berharap Korea dan Jepang bisa menghidupkan kembali perekonomian kita yang dilanda pandemi Covid-19, dan bersama-sama menciptakan tatanan baru di era pasca-Covid-19," ungkap Moon, seperti dikutip dari Kyodo.

Baca Juga: Jepang minta China menghentikan tes Covid-19 melalui dubur pada warganya, mengapa?

Tidak hanya soal Jepang dan Korea Selatan, Moon berharap event olahraga internasional ini juga bisa memperbaiki hubungan diplomasinya dengan Korea Utara.

"Olimpiade yang dijadwalkan tahun ini dapat menjadi kesempatan untuk dialog antara Korea Selatan dan Jepang, Korea Selatan dan Utara, Korea Utara dan Jepang, dan Korea Utara dan Amerika Serikat," tegas Moon.

Perselisihan panjang Korea Selatan dan Jepang

Dua negara Asia Timur ini dikenal memiliki sejarah persaingan yang panjang sejak era kekaisaran. Kolonisasi Jepang pada 1910-1945 di semenanjung Korea terus memperparah hubungan bilateral.

Hingga saat ini isu sensitif seperti "comfort women" (wanita penghibur) asal Korea Selatan yang dipaksa bekerja oleh tentara Jepang di era Perang Dunia masih menjadi perdebatan.

Baca Juga: Dengan bobot 30.000 ton, kapal induk Korea Selatan diharapkan selesai tahun 2033



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×