Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
Gorman yakin bahwa kesepakatan itu akan berjalan tanpa ada hambatan regulasi. "Kami tidak akan masuk ke dalam (kesepakatan) ini jika kami tidak berpikir dari sudut pandang regulasi, ini akan dipandang baik," kata Gorman.
Federal Reserve AS tidak segera mengomentari kesepakatan itu.
Transaksi perbankan khususnya telah mereda setelah krisis keuangan karena aturan modal dan likuiditas yang ketat diberlakukan pada pemberi pinjaman dengan lebih dari US$ 50 miliar dalam aset, membuatnya tidak menarik bagi perusahaan menengah untuk mengakuisisi lebih banyak aset.
Dalam sebuah wawancara, Gorman mengatakan dia telah mencoba untuk membeli E*Trade dua kali. Pada tahun 2002 ketika dia berada di Merrill Lynch dan kemudian pada tahun 2007 di Morgan Stanley. Sebelum memulai kembali pembicaraan akhir tahun lalu dan akhirnya merampungkan kesepakatan itu.
Sejak mengambil alih satu dekade lalu, Gorman telah melakukan banyak akuisisi besar. Dia mengatur pengambilalihan bank oleh Smith Barney, menjadikan manajemen kekayaan sebagai landasan rencananya untuk menstabilkan pendapatan.
E*Trade menjadi populer sejak dua dekade lalu dengan iklan-iklan yang mengecam penasihat keuangan dengan biaya tinggi. Berada di bawah kendali ketika ruang perdagangan online menjadi lebih kompetitif dengan meningkatnya harga yang tidak masuk akal.
Baca Juga: Wall Street melemah setelah saham sektor teknologi koreksi 1%
Pertumbuhan pendapatan di pialang, seperti di saingan, telah terpukul dalam beberapa tahun terakhir dari munculnya pemula digital yang disebut roboadviser, komisi jatuh dan suku bunga yang lebih rendah, mendorong konsolidasi di sektor ini.
Akhir tahun lalu, saingan terbesar E*Trade yakni Charles Schwab Corp setuju untuk membeli TD Ameritrade Holding Corp dengan harga US$ 26 miliar.
Morgan Stanley akan mendapatkan lebih dari 5,2 juta akun klien E*Trade dan aset klien ritel senilai US $ 360 miliar. Sedangkan CEO broker, Mike Pizzi, akan terus menjalankan bisnis setelah merger.