kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Muncul kasus corona, distrik di Beijing kembali masuk kategori berisiko tinggi


Senin, 20 April 2020 / 18:27 WIB
Muncul kasus corona, distrik di Beijing kembali masuk kategori berisiko tinggi
ILUSTRASI. Orang-orang memakai masker di dekat halte di sebuah jalan, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, China, 30 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China hanya melaporkan 12 kasus baru virus corona terkonfirmasi pada Minggu (19/4), terendah sejak 13 Maret. Meski dalam tren menurun, Tiongkok tetap khawatir dengan kemunculan kembali transmisi lokal.

Kecemasan kemunculan kasus lokal tersebut termasuk di Beijing. Sebab, sebuah distrik di Ibu Kota China itu telah pemerintah klasifikasikan kembali sebagai berisiko tinggi pasca tiga kasus infeksi lokal baru-baru ini.

Selain itu, Direktur Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei menyebutkan, Provinsi Heilongjiang dan Guangdong harus mengidentifikasi "hubungan lemah" dalam kemampuan mereka untuk mencegah dan mengendalikan epidemi.

Baca Juga: Duh, kasus virus corona di Spanyol tembus 200.000

Dari 82 infeksi lokal baru di China dalam 14 hari terakhir, Heilongjiang menyumbang 42 dan Guangdong sebanyak 30 kasus. Pendorong kasus-kasus lokal baru adalah masuknya warga negara Tiongkok yang pulang dari luar negeri, khususnya di Heilongjiang.

Untuk mencegah kasus impor, penerbangan internasional ke China telah dipangkas. Secara khusus, penerbangan ke Beijing telah dialihkan ke kota-kota lain di negeri tembok raksasa China, beberapa ratus kilometer jauhnya.

Melansir Reuters, Sun Shaohua, pejabat di regulator penerbangan sipil, Senin (20/4), mengatakan, selama 20 Maret hingga 19 April, 135 penerbangan yang awalnya menuju Beijing mendarat di kota-kota lain, dengan 87% dari 29.999 penumpang harus menjalani karantina di kota-kota tempat mereka turun.

Penyebab kasus-kasus lokal baru juga dari orang-orang yang datang dari Provinsi Hubei, titik nol dari wabah virus corona di China, serta orang yang terinfeksi yang sampai saat ini tidak menunjukkan gejala klinis, seperti demam atau batuk.

Baca Juga: Tembus 8.000 kasus corona, Singapura yang tertinggi di Asia Tenggara

Untuk itu, Komisi Kesehatan Nasional China menyerukan rezim pengujian yang lebih kuat dan ketat untuk memastikan virus corona tidak luput dari deteksi, baik terhadap pelancong yang datang dari luar negeri atau dari bagian lain negara itu.

"Semua pemerintah daerah harus meningkatkan kemampuan pengujian mereka, termasuk yang ada di perbatasan, dan melaporkan informasi epidemi secara tepat waktu," kata Ma, Senin (20/4), seperti dikutip Reuters.




TERBARU

[X]
×