Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BRUSSEL. Facebook akan meningkatkan aturan dan perlindungan terkait iklan politik untuk mencegah campur tangan asing dalam pemilihan umum. Termasuk sejumlah pemilihan umum di sejumlah negara Eropa pada tahun ini.
Jaringan sosial terbesar di dunia ini telah menghadapi tekanan dari regulator di berbagai negara dan publik global setelah pada tahun lalu konsultan asal Inggris Cambridge Analytica memperoleh data jutaan pengguna di Amerika Serikat untuk kepentingan iklan politik.
“Kami akan meminta pihak-pihak yang ingin menampilkan iklan politik untuk diotorisasi, dan kami akan menampilkan tanda 'dibiayai oleh' pada iklan-iklan tersebut,” kata Kepala urusan Global Facebook, Nick Clegg dikutip Reuters.
Clegg yang merupakan mantan deputi perdana menteri Inggris mengatakan pihaknya memiliki perangkat baru untuk diluncurkan pada akhir Maret mendatang. Alat tersebut bertujuan untuk melindungi integritas pemilihan Uni Eropa yang akan diadakan pada musim semi nanti.
Facebook mengatakan bahwa alat tersebut akan diperluas secara global sebelum akhir Juni. Termasuk sebelum pemiliha umum di India, Ukraina dan Israel.
Clegg menambahkan bahwa semua iklan politik akan disimpan di arsip yang dapat diakses oleh publik hingga tujuh tahun ke depan.
Adapun informasi yang bisa dilihat publik di antaranya jumlah uang yang dihabiskan dan jumlah tayangan yang ditampilkan, pihak yang membayar, dan demografi orang-orang yang melihatnya. Termasuk informasi usia, jenis kelamin, dan lokasi.
Perangkat baru tersebut tak hanya akan menyeleksi iklan politik secara eksplisit yang mendukung salah satu kandidat atau partai politik tertentu. Namun juga pesan-pesan implisit terhadap topik yang sangat dipolitisasi seperti isu-isu imigrasi.
Selain itu, Facebook juga akan mendirikan dua pusat operasi regional baru yang berfokus pada pemantauan konten terkait pemilihan di Dublin dan Singapura.
Namun Clegg membantah bahwa Facebook menjual data penggunanya. "Menjual informasi pribadi kepada pengiklan tidak hanya menjadi hal yang salah untuk dilakukan, itu akan merusak cara kita melakukan bisnis, karena itu akan mengurangi nilai unik dari layanan kami kepada pengiklan," katanya.