Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NAYPYIDAW. Myanmar berencana untuk membatasi sementara ekspor beras. Hal ini dilakukan guna mengendalikan kenaikan harga di dalam negeri.
Rencana Myanmar ini sejalan dengan niat India, yang merupakan pengirim bahan pokok terbesar di dunia, di tengah pengetatan pasokan global.
“Kami untuk sementara akan membatasi ekspor beras selama sekitar 45 hari sejak akhir bulan ini,” kata seorang anggota senior Federasi Beras Myanmar kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa kenaikan harga dalam negeri mendorong pihak berwenang untuk membatasi ekspor.
Myanmar adalah eksportir beras terbesar kelima di dunia. Di mana negara tersebut menjual lebih dari 2 juta metrik ton per tahun, menurut data Departemen Pertanian AS.
Bulan lalu, India juga melarang ekspor beras putih non-basmati, sehingga mengurangi pasokan di pasar global sekitar 10 juta ton, atau 20%.
Baca Juga: Dampak El-Nino, Pendapatan Petani Diprediksi Turun Sampai 25%
“Myanmar bukanlah pemain besar di pasar beras seperti India atau Thailand, tetapi pembatasan ini dilakukan pada saat pasokan semakin ketat,” kata seorang pedagang yang memiliki rumah perdagangan global yang berbasis di Mumbai.
“Ini akan mengirimkan sinyal bullish ke pasar dan meningkatkan kekhawatiran pembeli,” tambah dealer tersebut.
Harga beras global yang ditawarkan oleh eksportir terkemuka termasuk Thailand dan Vietnam telah meningkat sejak keputusan India untuk membatasi pasokan beras.
Harga ekspor beras Vietnam tetap menjadi yang tertinggi di antara negara-negara hub di Asia pada minggu ini karena kekhawatiran pasokan yang sebagian dipicu oleh pembatasan pengiriman yang dilakukan India baru-baru ini. Di mana, harga beras untuk varietas Thailand juga semakin mendekati harga tersebut.
Importir beras global, termasuk Filipina dan Indonesia, bergegas meningkatkan pembelian karena pola cuaca kering El Nino diperkirakan akan mengurangi produksi.