kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Myanmar jadi medan pertempuran baru AS dengan China


Minggu, 19 Juli 2020 / 23:50 WIB
Myanmar jadi medan pertempuran baru AS dengan China


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NAYPYITAW. Kedutaan Besar China untuk Myanmar pada Minggu (19/7) menuduh Amerika Serikat (AS) "mengolesi" Myanmar dengan sangat kejam dan mendorong negara-negara di Asia Tenggara ke dalam masalah Laut Cina Selatan dan Hong Kong.

Menanggapi klaim AS bahwa Beijing merongrong kedaulatan tetangganya, Kedutaan Besar China mengatakan, agen-agen AS di luar negeri melakukan "hal-hal menjijikkan" untuk menahan China serta telah menunjukkan wajah "egois, munafik, hina, dan jelek".

AS pekan lalu mengeraskan posisinya di Laut China Selatan dengan menyatakan, mereka akan mendukung negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menantang klaim Beijing atas sekitar 90% jalur air strategis tersebut .

Baca Juga: Negara lain naik pitam soal aksi China di Laut China Selatan, kok Malaysia diam saja?

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (18/7), Kedutaan Besar AS untuk Myanmar menyebut tindakan China di Laut China Selatan dan Hong Kong sebagai bagian dari "pola yang lebih besar untuk melemahkan kedaulatan tetangganya".

Pernyataan AS itu menyamakan antara tindakan China di Laut China Selatan dan Hong Kong dengan proyek investasi besar-besaran Tiongkok di Myanmar yang Washington peringatkan bisa menjadi perangkap utang. Juga, dengan perdagangan perempuan dari Myanmar ke China sebagai pengantin dan obat-obatan dari China yang masuk ke Myanmar.

"Inilah bagaimana kedaulatan modern sering hilang. Bukan melalui aksi nyata dan terbuka, tetapi lewat kaskade yang lebih kecil yang mengarah pada erosi lambat seiring berjalannya waktu," kata Kedutaan Besar AS seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: China dan Filipina meredakan ketegangan hubungan terkait Laut China Selatan

China pun merespons dengan mengatakan, pernyataan itu menunjukkan sikap "anggur asam" AS terhadap "hubungan China-Myanmar yang berkembang". 

Sebagai jembatan antara daratan China dan Teluk Benggala




TERBARU

[X]
×