Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NATO memprediksi Rusia akan siap menyerang dalam waktu lima tahun dari sekarang. Atas dasar perkiraan tersebut, pemimpin NATO mendorong anggotanya untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal mereka sebesar 400%.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengharapkan 32 anggota NATO menyetujui kenaikan besar dalam pengeluaran militer pada pertemuan puncak di Belanda bulan ini.
"Kita tidak bisa mengabaikan bahaya. Harapan bukanlah strategi. Jadi NATO harus menjadi aliansi yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih mematikan," kata Rutte saat berkunjung ke London hari Senin (9/6), dikutip AP News.
Berbicara di lembaga think tank Chatham House, Rutte menegaskan bahwa NATO harus mengambil "lompatan kuantum" dalam pertahanan kolektif. Rutte juga meyakini bahwa Rusia telah melampaui NATO dalam hal produksi amunisi.
Baca Juga: Ranking Kekuatan Militer Negara Uni Eropa Tahun 2025, Anggota NATO Teratas
Peningkatan Anggaran Pertahanan
Rutte telah mengusulkan agar setiap anggota NATO merelakan setidaknya 3,5% dari output ekonominya untuk belanja militer.
Tidak hanya itu, semua anggota juga didorong untuk menyisihkan 1,5% anggaran untuk pengeluaran terkait pertahanan, seperti jalan raya, jembatan, lapangan udara, dan pelabuhan.
Rutte cukup percaya diri bahwa seluruh anggota NATO akan menyetujui rencananya pada pertemuan puncak di Den Haag pada 24-25 Juni mendatang.
Saat ini, 22 dari 32 negara anggota NATO telah berhasil melampaui target untuk mengalokasikan minimal 2% pengeluarannya untuk pertahanan. Aturan tersebut sudah berlaku sejak 2014.
Baca Juga: NATO Membutuhkan Peningkatan 400% Sistem Pertahanan Udara dan Rudal
Melihat pencapaian tersebut, Rutte berharap semua negara anggota NATO dapat mencapai target 2% pada akhir tahun 2025.
Target yang disarankan Rutte jelas jauh lebih rendah dari apa yang diharapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Tak lama setelah pelantikan, Trump mendesak agar anggota NATO membelanjakan 5% dari produk domestik bruto (PDB) mereka untuk keperluan pertahanan.
Trump bahkan secara terbuka mempertanyakan komitmen NATO terhadap keamanan kawasan. Dirinya juga mengeluh karena AS selalu memberikan jaminan keamanan, sedangkan anggota lain tidak memberikan kontribusi yang sepadan.
Baca Juga: Peringkat Kekuatan Militer NATO Tahun 2025, Amerika Serikat Masih Sulit Dikejar
Persiapan Menghadapi Rusia
Melihat ketegangan di Ukraina yang belum melunak, Rutte mengatakan NATO membutuhkan ribuan kendaraan lapis baja lagi dan jutaan peluru artileri lagi, serta peningkatan 400% dalam pertahanan udara dan rudal.
Secara khusus, Rutte menyoroti bagaimana militer Rusia sangat aktif lewat udara. Dirinya meyakini bahwa Rusia akan siap menyerang NATO dalam waktu lima tahun dari sekarang.
"Kita melihat di Ukraina bagaimana Rusia menyebarkan teror dari atas (langit). Rusia mungkin siap menggunakan kekuatan militer melawan NATO dalam waktu lima tahun," kata Rutte.
Anggota NATO Eropa, yang dipimpin oleh Inggris dan Prancis, telah bergegas untuk mengoordinasikan postur pertahanan mereka, menyusul kebijakan Trump yang sepertinya mulai mengesampingkan Eropa.
Pekan lalu, pemerintah Inggris mengatakan akan membangun kapal selam serang bertenaga nuklir baru, mempersiapkan angkatan daratnya untuk berperang di Eropa, dan menjadi negara yang siap tempur dan bersenjata lengkap.
Tonton: Pembatasan Mineral Langka China Makan Korban, Produsen Otomotif Global Stop Produksi