kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,03   -19,46   -2.11%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Negara-negara Muslim mendesak PBB selidiki kemungkinan kejahatan perang di Gaza


Rabu, 26 Mei 2021 / 10:03 WIB
Negara-negara Muslim mendesak PBB selidiki kemungkinan kejahatan perang di Gaza
ILUSTRASI. Warga Palestina berjalan di halaman Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Muslim sebagai Al Haram al Sarif dan oleh Yahudi dikenal dengan Bukit Bait Suci, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/5/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Negara-negara Muslim meminta PBB untuk segera menyelidiki kemungkinan adanya kejahatan perang dalam konflik antara Israel dan pasukan Hamas Palestina bulan ini.

Kelompok negara Muslim berharap PBB bisa menentukan sikap tegas sekaligus memberikan sanksi nyata apabila kejahatan perang benar-benar terbukti.

Pada hari Kamis (27/5), Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) akan mengadakan pertemuan khusus terkait konflik Gaza. Pertemuan ini merupakan permintaan Pakistan selaku koordinator Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan juga Palestina.

Dilansir dari Reuters, negara anggota OKI mengajukan draf resolusi pada Selasa (25/5) malam, yang nantinya diharapkan bisa melahirkan komisi penyelidikan internasional independen untuk menyelidiki semua pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalam Timur dan di Israel sejak 13 April.

Draf juga mencakup upaya pemeriksaan semua akar penyebab ketegangan dan ketidakstabilan, termasuk diskriminasi dan penindasan sistematis berdasarkan identitas nasional, etnis, ras atau agama.

Baca Juga: Indonesia & Malaysia sepakat, PBB harus desak Israel hentikan serangan di Gaza

Tim independen yang direncanakan nantinya akan mengumpulkan dan menganalisis bukti kejahatan perang. Materi forensik jadi salah satu aspek penelitian untuk memaksimalkan kemungkinan diterimanya dalam proses hukum.

Jika tim bisa dibentuk, laporan penyelidikannya akan disampaikan pada Juni 2022. Isi laporan akan mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab untuk mencoba dan mengakhiri impunitas dan memastikan akuntabilitas hukum.

Sejak dibentuk tahun 2006, UNHRC telah mengadakan delapan sesi khusus yang mengutuk Israel dan melakukan beberapa penyelidikan atas dugaan kejahatan perang.

Meirav Eilon Shahar, duta besar Israel untuk PBB di Jenewa, sempat mengungkapkan kekecewaannya karena UNHRC dianggap bias dalam mengambil sikap dan dipengaruhi agenda anti-Israel.

"Setiap sesi menargetkan Israel, adalah bukti agenda anti-Israel yang jelas dari badan ini. Para sponsornya hanya menghargai tindakan Hamas, sebuah organisasi teroris," ungkap Shahar melalui akun Twitter pribadinya.

Selanjutnya: Liga Arab: Provokasi Israel adalah penghinaan terhadap muslim di akhir bulan Ramadhan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×