Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Prospek Negara Palestina Terancam
Rakyat Palestina telah lama menginginkan negara merdeka di wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur melalui proses perdamaian yang dimediasi Amerika Serikat (AS).
Namun, perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan kerusakan parah di Gaza akibat perang membuat prospek itu makin suram.
Israel menolak tudingan bahwa pihaknya menghancurkan peluang negara Palestina. Namun pekan lalu, sejumlah menteri dari Partai Likud pimpinan Netanyahu menyerukan agar Israel menganeksasi Tepi Barat sebelum masa reses parlemen Knesset berakhir akhir Juli.
Politikus pro-permukiman Israel semakin percaya diri setelah kembalinya Trump ke Gedung Putih. Trump bahkan pernah menyarankan agar rakyat Palestina meninggalkan Gaza, pernyataan yang menuai kecaman luas di Timur Tengah.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu Didesak untuk Segera Mencaplok Tepi Barat Palestina
Korban dan Perundingan Gencatan Senjata
Perang Gaza dimulai setelah Hamas menyerang Israel selatan pada Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang, menurut data resmi Israel.
Sebanyak 50 sandera masih diyakini berada di Gaza, dan 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebagian besar penduduk Gaza telah mengungsi, dan wilayah tersebut berada dalam kondisi krisis kemanusiaan parah.
Sementara itu, perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas sedang berlangsung di Qatar, dengan mediasi dari AS.
Pertemuan Netanyahu dengan Trump diyakini menjadi bagian dari upaya mendorong kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang tengah dirancang oleh Washington.