Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto
NEW YORK. Proses akuisisi dan merger raksasa minyak Belanda, Royal Dutch Shell Plc dengan BG Group Plc, perusahaan minyak Inggris, masih berjalan. Awalnya, Shell menawar BG senilai US$ 70 miliar.
Tapi, penurunan harga minyak dan ketidakstabilan politik di Brasil membuat harga saham BG merosot. Catatan saja, BG memiliki kongsi dengan perusahaan minyak terbesar Brasil, Petrobas.
Nah, gara-gara harga saham anjlok, nilai penawaran Shell atas BG bisa menurun. Hitungan Bloomberg, pemegang saham BG bisa berpotensi kehilangan dana sekitar US$ 5,5 miliar dari aksi korporasi paling jumbo sejagad itu.
Senin lalu (21/9), harga saham BG Group Plc ditutup pada level 990,4 pence alias 9,5% di bawah harga penawaran Shell. Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, selisih harga saham ini lebih besar dari rata-rata akuisisi perusahaan global yang bernilai lebih dari US$ 10 miliar.
Kesepakatan merger Shell dengan BG Group sendiri telah mengantongi restu dari otoritas Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan Brasil.
Penurunan harga minyak dan ekonomi Brasil yang memburuk menjadi sentimen negatif bagi para pemegang saham BG. Skandal korupsi di Petrobas juga menjadi sentimen negatif.
Tuntaskan transaksi
Namun, dalam kondisi seperti ini, Chief Executive Officer Olivetree Financial Ltd, Mark Kelly mengatakan, Shell justru akan termotivasi untuk segera menuntaskan kesepakatan. Hitungan Kelly, peluang Shell menyelesaikan transaksi merger ini sebesar 75%.
Peluang ini lebih tinggi ketimbang probabilitas data yang dikumpulkan oleh Bloomberg yakni 55%. "Yang dibutuhkan untuk menggagalkan transaksi ini adalah perlawanan besar-besaran dari para pemegang saham BG," imbuh Kelly.
Konsolidasi perusahaan di sektor migas makin marak karena harga merosot tajam. Beberapa fund manager mengambil keuntungan dari volatilitas itu dan mengalokasikan lebih banyak dana untuk segera mengeksekusi penawaran lebih cepat.
"Kesepakatan di sektor energi mungkin memiliki hambatan regulasi sehingga transaksi tidak bisa diselesaikan dalam jangka pendek," ujar Amir Madden, Manajer Portofolio GAM Holding AG yang mengelola dana sebanyak US$ 127 miliar.
Chief Executive Officer Shell, Ben van Beurden optimistis investor akan mendukung kesepakatan ini. "Hanya jika terjadi sesuatu yang dahsyat bisa membatalkan akuisisi ini," kata Beurden beberapa waktu lalu.