Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Ini merupakan tahun yang baik bagi orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani.
Melansir Bloomberg, Taipan asal India itu berhasil menambah kekayaan dengan nilai hampir US$ 17 miliar atau Rp 238 triliun (US$ 1 = Rp 14.000) dari kekayaannya per 23 Desember 2019. Nilai itu merupakan yang terbesar di Asia.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, kondisi itu mendongkrak nilai kekayaan bersihnya menjadi sekitar US$ 61 miliar. Sebagai perbandingan, kekayaan bersih pendiri Alibaba Group Jack Ma tumbuh US$ 11,3 miliar, sementara Jeff Bezos kehilangan US$ 13,2 miliar.
Baca Juga: Warren Buffett memberi hadiah Natal berupa saham kepada kerabatnya
Lonjakan kekayaan Ambani tahun ini dipicu oleh lonjakan saham Reliance Industries Ltd. sebesar 38%. Reliance merupakan sebuah konglomerat yang lebih mengutamakan penawaran konsumen daripada bisnis penyulingan minyak inti dan petrokimia. Reli saham Reliance di bursa India lebih tinggi dua kali lipat dibanding indeks acuan India S&P BSE Sensex selama periode tersebut.
Investor menumpuk uang di Reliance, dengan bertaruh di bisnis baru seperti telekomunikasi dan ritel. Dengan tujuan membangun perusahaan raksasa e-commerce lokal untuk menantang e-commerce seperti Amazon.com Inc di India, Ambani telah menghabiskan dana hampir US$ 50 miliar -sebagian besar utang- untuk perusahaan nirkabel yang menjadi No.1 di India dalam tiga tahun setelah debut.
Baca Juga: Warren Buffett: Kita semua adalah domino dan sangat dekat
"Mukesh Ambani mengubah narasi untuk Reliance Industries sebagai pemimpin tidak hanya dalam minyak dan gas tetapi juga di bidang telekomunikasi dan ritel, dan mungkin juga dalam e-commerce," kata Chakri Lokapriya, kepala kepala investasi di TCG Asset Management, yang mengawasi aset senilai US$ 3 miliar di Mumbai.
“Dia berhasil mengidentifikasi, berinvestasi, dan mengeksekusi dengan cepat untuk membuat narasi baru ini,” kata Lokapriya. "Kami percaya ini berpotensi menggandakan nilai pemegang saham selama empat tahun ke depan."
Baca Juga: Profil Bambang Hartono, owner BCA yang menjadi nasabah BRI