Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Presiden AS Barack Obama pada Jumat (19/12) mengatakan, pihak Sony seharusnya tidak menarik film "The Interview" setelah terjadinya peretasan oleh Korea Utara. Obama sendiri berjanji akan menjawab serangan tersebut. "Kami akan merespon," jelasnya.
"Sony merupakan perusahaan. Saat ini, Sony mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Ada ancaman kepada para pegawainya," kata Obama. Terkait hal itu, Obama menyatakan simpati yang harus mereka hadapi. "Tapi di luar itu semua, ya, saya rasa mereka berbuat kesalahan," imbuhnya.
Dia menambahkan, dirinya berharap pihak Sony berbicara dulu dengannya sehingga mereka tidak mengikuti ancaman para hacker. Menurut Obama, kejadian ini memberikan sinyal buruk atas berlangsungnya self-cencorship di dalam industri entertainment.
Sementara itu, pihak Sony Entertainment membantah mereka telah menyerah. CEO Sony Entertainment Michael Lynton menyatakan bahwa Presiden, media, dan publik memiliki pandangan yang salah tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Saya tidak tahu apakah Obama memahami kronologi yang akhirnya menyebabkan film tersebut tidak diputar di sejumlah teater film. Itu sebabnya, saya tidak setuju dengan kalimat bahwa hal ini merupakan kesalahan," tegas Lynton.
Sekadar tambahan informasi, Obama menggelar konferensi pers di Gedung Putih tak lama setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan Korea Utara berada di balik serangan siber atas film fiksi yang bercerita tentang pembunuhan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Film yang dibintangi oleh Seth Rogen dan James Franco itu batal tayang setelah sejumlah bioskop utama Amerika dan Canada menolak memutar film ini. Penyebabnya, ada ancaman dari peretas kepada siapapun yang berniat menonton film ini.