kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.425.000   10.000   0,41%
  • USD/IDR 16.643   -42,00   -0,25%
  • IDX 8.617   68,26   0,80%
  • KOMPAS100 1.189   7,78   0,66%
  • LQ45 855   3,60   0,42%
  • ISSI 305   2,18   0,72%
  • IDX30 439   -0,22   -0,05%
  • IDXHIDIV20 509   2,81   0,56%
  • IDX80 133   0,64   0,48%
  • IDXV30 139   1,08   0,78%
  • IDXQ30 140   0,30   0,22%

OECD: Ekonomi Inggris Tumbuh Cepat, Inflasi Tetap Jadi Sorotan


Selasa, 02 Desember 2025 / 17:24 WIB
OECD: Ekonomi Inggris Tumbuh Cepat, Inflasi Tetap Jadi Sorotan
ILUSTRASI. Seorang pejalan kaki berjalan melewati Kedutaan Besar Rusia di London, Inggris, 16 Februari 2024. REUTERS/Hollie Adams


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Ekonomi Inggris diperkirakan tumbuh lebih cepat daripada prediksi sebelumnya pada tahun mendatang, menurut laporan terbaru Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang dirilis Selasa (2/12).

Lembaga yang berbasis di Paris itu menyebutkan kebijakan anggaran Menteri Keuangan Rachel Reeves sebagai faktor pendorong konsumsi, meskipun ketidakpastian global masih berpotensi menekan inflasi.

OECD menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris untuk 2026 menjadi 1,2% dari perkiraan sebelumnya sebesar 1% pada September lalu. Produk domestik bruto (PDB) Inggris diperkirakan tumbuh 1,3% pada 2027.

Baca Juga: Pertumbuhan Harga Rumah Secara Tahunan di Inggris Melambat per November 2025

“Penting untuk memastikan bahwa proses konsolidasi fiskal dilakukan pada waktu yang tepat, mengingat risiko perlambatan ekonomi yang signifikan dan tekanan kenaikan inflasi. Kebijakan harus tepat sasaran, dengan kombinasi kenaikan pendapatan negara dan pemangkasan belanja,” kata OECD dalam laporan prospek global terbarunya.

Dalam anggaran yang diumumkan 26 November, Reeves meningkatkan belanja pemerintah yang akan didanai melalui peningkatan utang negara serta kenaikan pajak bagi pekerja, penabung pensiun, dan investor.

Reeves menyambut baik proyeksi tersebut. Ia menyatakan anggaran pekan lalu telah membantu mengurangi daftar tunggu layanan kesehatan nasional (NHS), serta menurunkan tingkat pinjaman, utang, dan biaya hidup.

OECD memperkirakan defisit anggaran Inggris akan tetap besar, namun perlahan menyempit dari 5,9% PDB pada 2025 menjadi 5,1% pada 2027. Total pendapatan negara diperkirakan mencapai 40% dari total output ekonomi.

Baca Juga: Hat-trick Eze Bawa Arsenal Unggul Enam Poin di Puncak Premier League

Untuk inflasi, OECD memproyeksikan angka rata-rata 3,5% tahun ini tertinggi di antara negara-negara G7 sebelum turun menjadi 2,5% pada 2026 dan 2,1% pada 2027. Perkiraan inflasi tahun depan sejalan dengan proyeksi lembaga pengawas anggaran Inggris yang dirilis pekan lalu.

“Ekspektasi inflasi yang tetap tinggi dan potensi efek menyebar dari kenaikan pajak penghasilan dan upah minimum, serta tingginya harga pangan, menjadi risiko kenaikan harga,” demikian peringatan OECD.

Hal ini, menurut organisasi tersebut, dapat mendorong Bank of England mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dan melemahkan prospek pertumbuhan ekonomi.

Dengan kondisi keuangan publik yang terbatas, OECD juga mengingatkan pemerintah Inggris memiliki ruang yang kecil untuk menghadapi potensi guncangan ekonomi di masa mendatang.

Selanjutnya: 3 Drakor Terbaru di Netflix Bulan Desember 2025, Thriller hingga Superhero

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Rabu 3 Desember 2025, Siapa Bersinar?




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×