Sumber: BBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Olympus Corp Jepang mengatakan pada hari Rabu (24/6/2020) bahwa pihaknya telah menyetujui untuk menutup bisnis kameranya yang merugi.
Melansir Reuters, penutupan bisnis kamera menjadi pilihan sulit bagi Olympus setelah beroperasi selama 84 tahun. Olympus melego bisnis kameranya kepada Japan Industrial Partners Inc.
Olympus mengatakan dalam sebuah pernyataan mengatakan, pihaknya akan menandatangani perjanjian yang mengikat secara hukum pada 30 September dan menutup transaksi pada 31 Desember.
Baca Juga: Bidik pasar premium, Olympus rilis mirrorless baru
Mengutip BBC, Olympus pernah menjadi salah satu merek kamera terbesar di dunia. Perusahaan mengatakan, meskipun telah melakukan upaya terbaiknya, namun kondisi pasar kamera digital sangat parah dan tidak lagi menguntungkan.
"Kedatangan smartphone, yang telah menyusutkan pasar untuk kamera yang terpisah, adalah salah satu faktor utama," kata Olympus.
Tak heran jika perusahaan ini telah mencatat kerugian selama tiga tahun terakhir.
Perusahaan Jepang ini membuat kamera pertama pada tahun 1936 setelah bertahun-tahun memproduksi mikroskop. Semi-Olympus I menampilkan bellow kamera lipat seperti akordeon, dan harganya melampaui lebih dari gaji sebulan di Jepang.
Baca Juga: Olympus bidik pasar kamera mirrorless
Perusahaan terus mengembangkan bisnis kamera selama beberapa dekade, dan berhasil menjelma menjadi salah satu perusahaan teratas berdasarkan pangsa pasar.
"Ada banyak kasih sayang untuk Olympus, segera kembali," kata Nigel Atherton, editor majalah Amateur Photographer kepada BBC.
Tahun 1970-an adalah titik tertinggi, di mana kamera mereka diiklankan di televisi oleh fotografer selebriti seperti David Bailey dan Lord Litchfield.
"Kamera-kamera itu revolusioner - mereka sangat kecil, sangat ringan, mereka dirancang dengan indah, memiliki lensa berkualitas sangat bagus," tambah Atherton.
Baca Juga: Olympus dituntut SFO Inggris atas skandal akuisisi
Fitur-fitur ini terus dikembangkan perusahaan, meskipun ada masalah dengan teknologi baru seperti autofocus, kata Atherton. Tetapi perusahaan memiliki produksi gelombang kedua dengan kamera digital, di mana mereka adalah pengadopsi awal.
Akan tetapi, mereka menargetkan kamera mirrorless di pasar menengah, yakni orang yang bukan fotografer serius dan menginginkan sesuatu yang lebih baik daripada kamera point-and-shoot, tetapi mereka tidak menginginkan kamera DSLR.
Baca Juga: Olympus yakin, kamera mirrorless menggeser DSLR
"Pasar itu dengan sangat cepat ditelan oleh smartphone, dan ternyata tidak eksis," jelas Atherton.
Pasar untuk kamera mandiri telah turun secara dramatis, dengan prediksi penurunan mencapai 84% antara periode 2010 dan 2018.