kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Omicron Semakin Mendominasi, tapi Ingat Delta yang Lebih Mematikan Masih Beredar


Rabu, 26 Januari 2022 / 16:01 WIB
Omicron Semakin Mendominasi, tapi Ingat Delta yang Lebih Mematikan Masih Beredar
ILUSTRASI. Orang-orang yang memakai masker untuk mencegah tertular Covid-19 berjalan di jalan di pusat Kota Seoul, Korea Selatan, 5 Januari 2022. Varian Omicron memang semakin mendominasi. Tapi, jangan lupakan varian Delta yang lebih mematikan. REUTERS/Heo Ran.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Varian Omicron memang semakin mendominasi. Tapi, jangan lupakan varian Delta yang lebih mematikan lantaran masih beredar di dunia, termasuk Indonesia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, dari 372.680 sekuens yang diunggah ke GISAID dengan spesimen yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir, 332.155 atau 89,1% di antaranya adalah varian Omicron.

Sementara 39.804 atau 10,7% merupakan varian Delta. Sisanya ialah varian Gamma, Alpha, Mu, dan Lambda, mengacu Pembaruan Epidemiologi Mingguan Covid-19 yang rilis Selasa (25/1). 

Meski begitu, menurut WHO, lima studi baru, masing-masing empat pra-cetak dan satu peer-review, menunjukkan, kemanjuran atau efektivitas vaksin melawan varian Delta masih mumpuni.

Kemanjuran atau efektivitas vaksin Pfizer BioNtech-Comirnaty melawan infeksi dan gejala penyakit dalam 1-3 bulan setelah menerima dosis kedua berkisar 80%-91%. Tetapi, menurun empat bulan atau lebih setelah dosis kedua. 

Baca Juga: Studi Terbaru di AS Ini Semakin Menguatkan Varian Omicron Lebih Ringan

Baca Juga: WHO Catat 21 Juta Kasus Covid-19 dalam Sepekan, Tertinggi Sejak Pandemi

Sedang kemanjuran atau efektivitas terhadap rawat inap untuk vaksin Pfizer BioNtech-Comirnaty tinggi, 88%-95% setelah dosis kedua. 

Namun, satu penelitian menunjukkan pengurangan kemanjuran atau efektivitas vaksin terhadap rawat inap menjadi 74% (65%-80%) pada enam bulan atau lebih setelah dosis kedua.

Kemudian, WHO menyebutkan, lima studi baru, masing-masing tiga pra-cetak dan dua studi peer-review, memperlihatkan, tiga dosis vaksin berbasis mRNA melawan infeksi dan gejala penyakit dari varian Delta berkisar 77%-96%. 

Salah satu studi yang belum ditinjau rekan sejawat melaporkan kemanjuran atau efektivitas vaksin absolut dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi, mencapai 95% terhadap rawat inap karena varian Delta dalam tiga bulan setelah menerima dosis ketiga.

Hanya, kemanjuran atau efektivitas vaksin setelah 3-5 bulan menurun menjadi 65%.




TERBARU

[X]
×