kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Studi Terbaru di AS Ini Semakin Menguatkan Varian Omicron Lebih Ringan


Rabu, 26 Januari 2022 / 12:50 WIB
Studi Terbaru di AS Ini Semakin Menguatkan Varian Omicron Lebih Ringan
ILUSTRASI. Seorang wanita melakukan tes Covid-19 di Tower Theatre di Kota Oklahoma, Amerika Serikat, Selasa (11/1/2022), di tengah penyebaran varian Omicron. REUTERS/Nick Oxford.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Varian Omicron tampaknya menghasilkan Covid-19 yang lebih ringan dari yang terlihat selama gelombang virus corona yang tinggi sebelumnya termasuk Delta, menurut sebuah studi terbaru di AS.

Itu kelihatan dari masa rawat inap yang lebih pendek, lebih sedikit kebutuhan untuk perawatan intensif, dan lebih sedikit kematian, hasil studi terbaru di AS menunjukkan, seperti dilansir Reuters.

Namun, varian Omicron yang menyebar cepat telah menyebabkan rekor jumlah infeksi dan rawat inap, membebani sistem perawatan kesehatan AS.

Meskipun lonjakan tajam dalam kasus Covid-19, persentase pasien di unit perawatan intensif (ICU) selama gelombang Omicron saat ini sekitar 29% lebih rendah dari gelombang musim dingin lalu dan 26% dibanding selama gelombang Delta. 

Baca Juga: WHO Catat 21 Juta Kasus Covid-19 dalam Sepekan, Tertinggi Sejak Pandemi

Fakta itu merupakan temuan penelitian yang diterbitkan pada Selasa (25/1) di Morbidity and Mortality Weekly Report Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah selama periode Omicron kemungkinan terkait dengan cakupan vaksinasi yang lebih tinggi, pemberian vaksin booster, serta infeksi sebelumnya yang memberikan perlindungan kekebalan, penelitian itu menyebutkan.

Kematian pada periode 19 Desember 2021 hingga 15 Januari 2022, ketika infeksi Omicron berada pada puncaknya, rata-rata 9 per 1.000 kasus Covid-19 dibandingkan dengan 16 per 1.000 kasus pada puncak musim dingin sebelumnya dan 13 per 1.000 kasus selama gelombang Delta, studi tersebut memperlihatkan.

Sementara rawat inap yang relatif tinggi di antara anak-anak selama periode Omicron mungkin terkait dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah dibanding orang dewasa, CDC mengungkapkan.

 Baca Juga: Studi Terbaru: Omicron Bisa Bertahan Lebih Lama di Permukaan Dibanding Delta

Anak-anak di bawah usia 5 tahun belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin di Amerika Serikat, dan tingkat vaksinasi di antara anak-anak yang lebih tua tertinggal dari orang dewasa.

Studi tersebut melibatkan analisis data dari database layanan kesehatan besar dan tiga sistem pengawasan untuk menilai karakteristik Covid-19 di AS dari 1 Desember 2020 hingga 15 Januari 2022.

Para penulis studi mengatakan, salah satu keterbatasan penelitian ini adalah tidak bisa mengecualikan infeksi insidental, di mana pasien yang dirawat karena alasan lain dinyatakan positif Covid-19 saat berada di rumah sakit. 

Hal itu bisa meningkatkan rasio rawat inap terhadap kasus dan memengaruhi indikator keparahan.




TERBARU

[X]
×