kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

OPEC sepakat mengerek produksi minyak mentah


Sabtu, 23 Juni 2018 / 18:00 WIB
OPEC sepakat mengerek produksi minyak mentah
ILUSTRASI. Logo OPEC


Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Hasil pertemuan negara-negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak Dunia atau OPEC akhirnya membuahkan keputusan. OPEC di penghujung pertemuannya, Jumat (22/6), sepakat meningkatkan produksi secara moderat demi memenuhi permintaan konsumen terhadap penurunan harga bahan bakar.

Kesepakatan tersebut dicapai setelah Arab Saudi berhasil membujuk Iran, negara produsen minyak saingannya, untuk menyetujui peningkatan produksi. Sayang, belum diketahui berapa persisnya target peningkatan produksi minyak OPEC sehingga pelaku pasar masih diselimuti tanda tanya. Yang jelas, kebijakan tersebut akan mulai berlaku bulan depan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya menyambut baik putusan OPEC tersebut. “Semoga OPEC menaikkan produksinya secara substansial. Harga perlu dijaga tetap rendah,” cuit Trump melalui akun Twitter pribadinya pasca pengumuman OPEC. Seperti yang diketahui, AS bersama China dan India selama ini mendorong agar produksi minyak mentah dunia ditingkatkan demi mencegah defisit suplai yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi global.

Adapun, OPEC menyatakan akan mengembalikan tingkat produksi seperti sebelum kebijakan pemangkasan diberlakukan, tanpa menyebut angka pasti. Arab Saudi menyebut peningkatan produksi akan dilakukan menjadi 1 juta barel per hari, sedangkan Irak menyatakan produksi hanya akan naik sekitar 700.000 barel per hari mengingat ada sejumlah negara anggota yang mengalami penurunan produksi dan sulit memenuhi kuota penuh.

Sekadar informasi, sejak 2016, negara anggota OPEC sepakat memangkas produksi minyak hingga 1,8 juta barel per hari. Hal ini dilakukan untuk kembali menyeimbangkan kondisi pasar dan mengembalikan harga minyak mentah yang sempat terpuruk ke level US$ 27 per barel.

Kendati demikian, negara seperti Venezuela, Libya, dan Angola mengalami penurunan kemampuan produksi hingga mencapai 2,8 juta barel per hari dalam beberapa bulan terakhir. Lantas, OPEC merasa perlu mengubah kebijakan dengan meningkatkan kembali produksi untuk memenuhi kebutuhan minyak global.

“Memang suplai masih akan cukup untuk saat ini, tapi tidak akan cukup mengatasi kondisi penurunan ekspor kondisi Venezuela dan Iran hingga kuartal keempat nanti,” ujar Gary Ross, Kepala Analis Minyak Dunia S&P Global, seperti dikutip Reuters, Sabtu (23/6).

Ross menambahkan, jika suplai terus berkurang, besar kemungkinan dunia akan mengalami harga minyak mentah yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Senada, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih juga menyatakan prediksinya bahwa suplai minyak akan mengalami defisit sebesar 1,8 juta barel per hari di semester kedua tahun ini jika keputusan peningkatan produksi tidak diambil oleh OPEC sekarang.

Rencananya, hari ini, Sabtu (23/6), negara produsen anggota OPEC maupun non-OPEC masih akan melanjutkan pertemuan untuk membahas lebih detail mengenai pakta kesepakatan baru tersebut. Pakta kemudian akan kembali ditinjau pada September mendatang. Sementara, pertemuan resmi OPEC selanjutnya dijadwalkan pada 3 Desember 2018.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×