Sumber: BBC,Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
NEW YORK. Perusahaan media dan lifestyle yang dikenal dengan konten dewasanya, Playboy Enterprises dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan menjual grup hiburan asal Amerika tersebut. Penerbit majalah pria ikonik ini mencoba untuk mengubah dirinya menjadi sebuah perusahaan lisensi.
Menurut sumber-sumber yang dikutip media seperti Wall Street Journal dan Financial Times disebutkan Playboy akan mendapatkan US$ 500 juta atau lebih dari Rp 6 triliun hasil dari melego.
Asal tahu saja, Playboy mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menampilkan konten telanjang mulai Maret 2016 ini, seiring semakin tersedia konten pornografi secara online.
Tak hanya itu, Playboy berhenti menerbitkan foto-foto telanjang karena dianggap sudah ketinggalan zaman. Oplah Playboy pun turun menjadi 800.000 eksemplar tahun lalu dari 5,6 juta pada tahun 1975.
Pada bulan Januari, perusahaan mengatakan menjual Playboy Mansion di Los Angeles, yang tak lain rumah pendiri Playboy Hugh Hefner dengan harga US$ 200 juta atau Rp 3 triliun.
Kabarnya, bank investasi Moelis & Co yang akan menangani proses penjualan ini. Sebelumnya di 2019, disebutkan Playboy Enterprises pernah melakukan pembicaraan untuk menjual dirinya ke Iconix Brand Group Inc, pemilik merek Candie dan London Fog.
Hugh Hefner mendirikan Playboy pada 1953 dengan edisi pertamanya menampilkan aktris Marilyn Monroe sebagai "Playmate of the Month".
Playboy kemudian menjadi merek yang terkenal dan logo kelinci mengenakan dasi kupu-kupu digunakan untuk berbagai bisnis, seperti klub dan restoran.
Detail keuangan perusahaan tersebut sulit ditemukan setelah Hefner dan perusahaan investasi Rizvi Traverse Management menjadikan perusahaan itu privat pada 2011.
Namun dalam kesepakatan itu, Playboy dinilai berharga sekitar US$ 207 juta atau hampir Rp 3 triliun.