Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Tadinya Abdelaziz Bouteflika, 82 tahun, bersikeras menolak untuk mundur, tetapi berjanji tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu mendatang. Tetapi tawaran itu tampaknya datang terlambat. Selama berminggu-minggu aksi protes meluas di jalanan menuntut pemimpin yang telah berkuasa secara otoriter selama 20 tahun itu untuk segera mundur.
Beberapa hari yang lalu, Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Ahmed Gaid Salah kepada wartawan mengatakan "mendukung rakyat sampai tuntutan mereka dipenuhi sepenuhnya." Beberapa jam setelah itu muncul surat pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan yang menuntut agar Presiden Abdelaziz segera meletakkan jabatan.
Hari Senin, kantor kepresidenan akhirnya mengumumkan bahwa Abdelaziz Bouteflika tidak akan mencalonkan diri. Pemerintahan sementara akan dijalankan oleh Perdana Menteri Noureddine Bedoui yang baru-baru ini ditunjuk. Masih banyak warga yang ketika itu tidak percaya, Bouteflika benar-benar mengalah. Namun dia tampaknya tidak punya pilihan lain karena sudah kehilangan dukungan dari militer.
Perayaan kemenangan jalanan
Hari Selasa malam, ratusan orang berkumpul di pusat kota Aljir sambil menyanyikan lagu-tanda kegembiraan dan mengibarkan bendera Aljazair.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian memuji perkembangan itu sebagai "tahapan penting dalam sejarah Aljazair yang sedang berubah."
"Kami yakin akan kemampuan semua warga Aljazair untuk melanjutkan transisi demokrasi ini dengan semangat ketenangan dan tanggung jawab yang sama," kata Le Drian dalam sebuah pernyataan.
Amerika Serikat menyatakan masa depan Aljazair akan ditentukan oleh rakyat sendiri. "Bagaimana transisi di Aljazair ini dilakukan, orang-orang Aljazair lah yang akan memutuskan," kata seorang pejabat departemen luar negeri kepada wartawan.
Sejak mengalami stroke pada tahun 2013, Abdelaziz Bouteflika sudah jarang tampil di hadapan publik. Aksi protes di jalanan mulai gencar, ketika ia menyatakan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden untuk masa jabatan kelima. Tadinya pemilu akan dilangsungkan bulan Februari lalu, namun kemudian ditunda karena ada aksi protes.
Dewan Konstitusi Aljazair hari Rabu (3/4) bersidang untuk mengkonfirmasi pengunduran diri Bouteflika. Menurut konstitusi, ketua majelis tinggi, Abdelkader Bensalah akan bertindak sebagai presiden sementara untuk masa maksimal 90 hari, sehingga pemilihan umum baru dapat diselenggarakan.