Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Orang Amerika pertama dapat menerima vaksin corona (Covid-19) segera dalam waktu 24 jam setelah FDA memberikan persetujuan. Dengan kata lain, ini akan memulai kampanye inokulasi terbesar dalam sejarah AS yang dimulai pada pertengahan Desember.
"Dalam 24 jam sejak disetujui, vaksin corona akan dipindahkan dan ditempatkan di area di mana setiap negara bagian akan memberi tahu kami di mana mereka menginginkan dosis vaksin," jelas Dr. Moncef Slaoui, kepala penasihat ilmiah untuk "Operation Warp Speed" program vaksin pemerintah AS kepada NBC "Meet the Press."
Melansir Reuters, upaya untuk meluncurkan vaksin di negara berpenduduk 330 juta orang itu dilakukan ketika Presiden AS Donald Trump telah memblokir transisi normal pemerintahan, sebelum pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari.
Slaoui mengatakan, dia berharap dilakukannya transisi yang lancar dan tidak mengharapkan program vaksinasi corona akan tertunda.
Baca Juga: WHO khawatir gelombang ketiga Covid-19 akan melanda Eropa awal 2021
Penasihat luar Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (BPOM) akan bertemu pada 10 Desember untuk membahas apakah mereka akan mengizinkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan mitra Jerman BioNTech untuk penggunaan darurat.
Sementara itu, Moderna Inc diperkirakan akan meminta persetujuan BPOM AS pada Desember nanti untuk vaksin corona miliknya.
Vaksin akan didistribusikan berdasarkan populasi masing-masing negara bagian, kata Slaoui. Setiap negara bagian akan memutuskan siapa yang mendapat vaksin pertama dengan rekomendasi bahwa prioritas diberikan kepada petugas kesehatan, pekerja garis depan dan orang tua yang menghadapi risiko kematian tertinggi akibat virus.
Baca Juga: Apa yang dimaksud dengan izin peredaran darurat untuk vaksin virus corona?
Sekitar 70% dari populasi perlu diimunisasi untuk mencapai kekebalan komunitas. Slaoui menargetkan, tujuan ini bisa tercapai pada Mei.
Ketika kasus Covid-19 baru terus melonjak, jutaan warga Amerika mengabaikan peringatan federal dan negara bagian untuk tinggal di rumah selama Thanksgiving untuk mencegah melonjaknya pasien rumah sakit yang saat ini sudah kewalahan.
Banyak orang mencoba menjalani tes swab sebelum hari libur pada hari Kamis, menyebabkan antrean panjang di New York City dan tempat lain.
Kekurangan pengujian masih melanda banyak negara bagian di mana sebagian besar apotek menawarkan tes Covid-19 di pinggiran kota Chicago. Antrean panjang juga tampak di fasilitas pengujian drive-through negara.
"Kami sekarang jelas mengalami gelombang yang sangat, sangat sulit di sini di seluruh Amerika Serikat dan bahkan secara global," kata Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS, kepada NBC.
Minggu lalu Biden menyebut program vaksinasi sebagai usaha besar-besaran dan salah satu tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh sebuah bangsa.
Baca Juga: Jangan sampai keliru, berikut ini adalah perbedaan flu biasa dan COVID-19
Amerika Serikat harus mendistribusikan puluhan juta vaksin sambil juga memerangi misinformasi tentang vaksin yang tersebar di media sosial. Jajak pendapat Gallup baru-baru ini menunjukkan hanya 58% orang Amerika yang akan mendapatkan vaksin, naik dari 50% pada September.
Kepala Staf Gedung Putih yang akan datang Ron Klain mengatakan sangat penting untuk memiliki aliran informasi yang lancar antara pakar virus corona Trump dan tim transisi Biden untuk menghindari penundaan distribusi setelah Biden menjabat pada 20 Januari.
Biden memperingatkan minggu lalu bahwa lebih banyak orang akan mati jika tidak ada koordinasi.
Baca Juga: Ini Nama Pengembang Vaksin Virus Corona yang Sudah Mengantongi Izin Edar Terbatas
Catatan Reuters menunjukkan, jumlah kasus virus corona AS telah melampaui 12 juta dan meningkat lebih dari 1 juta kasus dalam waktu kurang dari seminggu untuk pertama kalinya.
Kematian telah mencapai angka 255.000 di mana banyak ahli kesehatan memperingatkan kematian akan meningkat menjadi lebih dari 2.000 sehari dalam beberapa minggu mendatang.