kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   6.000   0,26%
  • USD/IDR 16.602   16,00   0,10%
  • IDX 8.226   -31,62   -0,38%
  • KOMPAS100 1.124   -3,96   -0,35%
  • LQ45 790   -3,98   -0,50%
  • ISSI 295   -0,10   -0,04%
  • IDX30 412   -2,85   -0,69%
  • IDXHIDIV20 463   -4,20   -0,90%
  • IDX80 124   -0,36   -0,29%
  • IDXV30 133   -0,90   -0,67%
  • IDXQ30 129   -0,60   -0,46%

Pabrik Sirup Obat Batuk Beracun di India Diduga Terlibat Pencucian Uang


Senin, 13 Oktober 2025 / 13:17 WIB
Pabrik Sirup Obat Batuk Beracun di India Diduga Terlibat Pencucian Uang
ILUSTRASI. Nilesh Suryavanshi, 32, the father of a 3 year old child who has been admitted at the Government Medical College, holds a bottle of Coldrif cough syrup, which has been linked to the deaths of 17 children, in Nagpur, India, October 8, 2025. REUTERS/Priyanshu Singh


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Badan pemberantasan kejahatan keuangan India menggeledah tujuh lokasi terkait dugaan pencucian uang oleh Sresan Pharma, produsen sirup batuk yang dikaitkan dengan kematian sedikitnya 19 anak dalam sebulan terakhir.

Penggerebekan dilakukan di Chennai, ibu kota negara bagian Tamil Nadu. Lokasi yang digeledah mencakup rumah pejabat tinggi di kantor pengawas obat negara bagian. Penyelidikan terkait tuduhan Sresan Pharma terlibat aktivitas keuangan ilegal menyusul kasus kematian tragis di negara bagian Madhya Pradesh.

Sirup batuk bermerek Coldrif, yang dikonsumsi para korban, dilarang setelah hasil uji laboratorium mengungkap bahwa obat tersebut mengandung diethylene glycol, zat kimia beracun dalam kadar hampir 500 kali lipat di atas batas aman.

Baca Juga: India Akan Membuka Kembali Kedutaannya di Ibu Kota Afghanistan

Sumber Reuters yang membocorkan informasi ini meminta untuk tidak disebutkan namanya karena tidak berwenang memberikan pernyataan kepada media.

Upaya untuk menghubungi pemilik Sresan Pharma, G. Ranganathan, yang telah ditangkap pekan lalu, tidak mendapatkan respons.

India, yang dikenal sebagai apotek dunia karena memasok 40% obat generik yang digunakan di Amerika Serikat dan lebih dari 90% obat-obatan yang beredar di berbagai negara Afrika.

Sesuai peraturan, produsen obat di India wajib melakukan pengujian pada setiap batch bahan baku maupun produk akhir. Sejak tahun 2023, pemerintah juga mewajibkan uji tambahan di laboratorium resmi untuk semua ekspor sirup obat, menyusul kasus kematian anak-anak di Gambia, Kamerun, dan Uzbekistan yang juga dikaitkan dengan sirup asal India.

Namun, sirup Coldrif yang menewaskan anak-anak bulan lalu hanya dijual untuk pasar domestik, sehingga luput dari pengujian ekspor yang lebih ketat.

Baca Juga: Regulator India Temukan Pabrik Sirup Obat Batuk Mengandung Racun Tewaskan 17 Balita

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan India masih memiliki celah regulasi dalam pengawasan obat sirup yang dijual di pasar dalam negeri.

Sebagai respons, otoritas India telah meningkatkan pengawasan terhadap obat sirup anak-anak dan memperingatkan soal dua produk lainnya, yakni Respifresh dan RELIFE, yang juga ditemukan mengandung diethylene glycol. Kedua sirup tersebut diproduksi oleh Shape Pharma dan Rednex Pharmaceuticals, yang berbasis di negara bagian Gujarat.

Pihak Reuters belum mendapatkan tanggapan dari kedua perusahaan tersebut.

Selanjutnya: Menkeu Purbaya Sidak Pelabuhan Tanjung Priok, Cek Langsung Jalur Hijau

Menarik Dibaca: Cimory Bagi Dividen Interim Rp 100, Kesempatan Beli Saham CMRY hingga Jumat




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×