Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India akan membuka kembali kedutaannya di ibu kota Afghanistan, Kabul, yang ditutup empat tahun lalu.
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan, pembukaan Kembali kedutaan India di Afghanistan merupakan langkah signifikan yang memperluas hubungan diplomatik kedua negara.
Mengutip Reuters, Jumat (1/10/2025), India telah menutup kedutaannya di Kabul setelah Taliban merebut kekuasaan menyusul penarikan pasukan NATO yang dipimpin AS pada tahun 2021, tetapi membuka misi kecil setahun kemudian untuk memfasilitasi perdagangan, dukungan medis, dan bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: China Tekan India: Magnet Tanah Jarang Tak Boleh Diekspor ke AS
Sekitar selusin negara termasuk China, Rusia, Iran, Pakistan, dan Turki memiliki kedutaan yang beroperasi di Kabul, meskipun Rusia adalah satu-satunya negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.
Pengumuman New Delhi ini muncul ketika Menteri Luar Negeri Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, memulai pembicaraan dengan Jaishankar dalam kunjungan pertama seorang pemimpin Taliban ke India sejak 2021.
"India berkomitmen penuh terhadap kedaulatan, integritas wilayah, dan kemerdekaan Afghanistan," ujar Jaishankar kepada Muttaqi dalam sambutan pembukaannya.
"Kerja sama yang lebih erat di antara kita berkontribusi pada pembangunan nasional Anda, serta stabilitas dan ketahanan regional," ujarnya, seraya menambahkan bahwa "misi teknis" India di Kabul sedang ditingkatkan statusnya menjadi kedutaan.
Jaishankar tidak menyebutkan jadwal perubahan tersebut.
Baca Juga: India Akan Gunakan Teknologi Biometrik untuk Transaksi Pembayaran Digital Nasionalnya
Muttaqi sedang dalam kunjungan enam hari ke India dengan tujuan meningkatkan hubungan dengan New Delhi. Para analis mengatakan kunjungan ini menyoroti upaya Taliban untuk memperluas keterlibatan dengan kekuatan regional dalam upaya menjalin hubungan ekonomi dan pada akhirnya mendapatkan pengakuan diplomatik.
India dan Afghanistan secara historis memiliki hubungan persahabatan, tetapi New Delhi tidak mengakui pemerintahan Taliban.
Para diplomat Barat mengatakan bahwa jalan pemerintahan Taliban untuk mendapatkan pengakuan terhambat oleh pembatasan yang diberlakukan terhadap perempuan.
Perundingan antara kedua negara diperkirakan akan mencakup pembahasan isu-isu politik, ekonomi, dan perdagangan, ungkap Kementerian Luar Negeri Afghanistan pekan ini.
Perjalanan Muttaqi dimungkinkan setelah Komite Dewan Keamanan PBB mencabut sementara larangan perjalanannya untuk memungkinkan hubungan diplomatik di luar negeri.
Ia termasuk di antara anggota Taliban Afghanistan yang dikenai sanksi PBB, termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset. Pengecualian sementara terkadang diberikan untuk tujuan diplomasi.