kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.604   34,00   0,21%
  • IDX 8.230   -21,21   -0,26%
  • KOMPAS100 1.128   -2,50   -0,22%
  • LQ45 795   -5,49   -0,69%
  • ISSI 294   2,49   0,85%
  • IDX30 415   -3,32   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,66   -1,20%
  • IDX80 124   -0,45   -0,36%
  • IDXV30 134   -0,60   -0,45%
  • IDXQ30 130   -1,46   -1,11%

China Tekan India: Magnet Tanah Jarang Tak Boleh Diekspor ke AS


Jumat, 10 Oktober 2025 / 07:50 WIB
China Tekan India: Magnet Tanah Jarang Tak Boleh Diekspor ke AS
ILUSTRASI. China dilaporkan meminta India memberikan jaminan bahwa heavy rare earth magnets yang diimpor dari China tidak akan diekspor kembali ke Amerika Serikat. REUTERS/David Becker


Sumber: The Economic Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - China dilaporkan meminta India memberikan jaminan bahwa heavy rare earth magnets yang diimpor dari China tidak akan diekspor kembali ke Amerika Serikat sebelum pengiriman dapat dimulai. Beijing ingin magnet-magnet tersebut — yang merupakan komponen penting di sektor seperti kendaraan listrik dan pertahanan — digunakan secara eksklusif untuk kebutuhan domestik India.

Menurut laporan The Economic Times, China menuntut jaminan baru dari India sebelum melanjutkan pengiriman heavy rare earth magnets, komponen vital untuk kendaraan listrik, sistem energi terbarukan, dan teknologi pertahanan. Langkah ini muncul di tengah upaya Beijing memperketat kontrol ekspor tanah jarang dan memastikan bahwa bahan yang dipasok ke India tidak diekspor kembali ke Amerika Serikat.

“Beijing ingin memastikan bahan strategis itu tidak bocor ke AS, terutama di tengah meningkatnya ketegangan teknologi antara kedua negara,” tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut menyebut bahwa China menginginkan surat jaminan tertulis dari India bahwa magnet yang diimpor dari perusahaan-perusahaan China hanya akan digunakan untuk keperluan domestik. Beijing meminta komitmen kontrol ekspor yang mirip dengan aturan Wassenaar Arrangement, yang mengatur ekspor teknologi dan barang dual-use di antara 42 negara anggotanya.

Meskipun India telah menandatangani pakta Wassenaar, China tidak. Namun Beijing disebut ingin India menerapkan aturan serupa terkait end-use certification sebelum pengiriman bisa dilanjutkan. Perusahaan-perusahaan India sudah menyerahkan end-user certificates (EUCs) yang memastikan bahwa magnet tersebut tidak akan digunakan untuk produksi senjata pemusnah massal, menurut laporan.

Seorang pejabat dikutip menyatakan bahwa New Delhi belum menyetujui permintaan China terkait jaminan kontrol ekspor tersebut.

Baca Juga: AS Siap Danai Proyek Logam Tanah Jarang VHM Australia hingga US$200 Juta

China memproduksi hampir 90% dari heavy rare earth magnets dunia dan mendominasi kapasitas pemrosesan global. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing mengurangi transparansi dengan menahan data ekspor menurut negara, meningkatkan daya tawar mereka dalam negosiasi perdagangan, terutama dengan Amerika Serikat.

Dampak pada sektor EV dan manufaktur India

Kelangkaan magnet tanah jarang berat sangat mempengaruhi industri di India, terutama produsen kendaraan listrik. Magnet-magnet ini krusial untuk menghasilkan motor kendaraan listrik (mobil, bus, truk), serta aplikasi di energi terbarukan, elektronika, kedirgantaraan, dan pertahanan.

Walaupun China telah melanjutkan pengiriman light rare earth magnets ke India setelah KTT SCO di bulan September, pengiriman magnet berat masih tertunda. Pelaku industri menyebut bahwa keterlambatan ini mengganggu produksi kendaraan listrik ukuran besar, menurut laporan.

China memperluas kontrol ekspor tanah jarang

Kementerian Perdagangan China baru-baru ini memperluas kontrol ekspor terhadap material dan teknologi tanah jarang, sebagai langkah yang diklaim untuk melindungi “keamanan nasional”. Aturan baru membatasi ekspor teknologi pemrosesan, melarang kerja sama tidak resmi antara perusahaan China dan asing, serta mewajibkan izin untuk peralatan yang digunakan dalam daur ulang tanah jarang, menurut laporan Reuters.

Baca Juga: China–Malaysia Jajaki Proyek Bersama Pembangunan Kilang Logam Tanah Jarang

Departemen tersebut menjelaskan bahwa pengguna pertahanan luar negeri tidak akan diberikan izin ekspor, sedangkan aplikasi yang terkait pembuatan semikonduktor akan ditinjau kasus per kasus.

Pemberitahuan April Beijing sebelumnya telah mensyaratkan bahwa eksportir harus memperoleh izin dan EUC dari pembeli sebelum mengirim item tanah jarang menengah dan berat. Sejak saat itu, pengiriman ke Eropa dan Asia Tenggara telah dilanjutkan, tetapi izin ekspor ke pemasok India masih tertahan.

Ketergantungan India dan jalan ke depan

Catatan saja, pada tahun fiskal 2025, India mengimpor 870 ton magnet tanah jarang senilai sekitar ₹306 crore. Keterlambatan pasokan ini dapat menghambat ambisi negara tersebut di bidang mobilitas listrik dan manufaktur teknologi tinggi, lapor The Economic Times.

Tonton: Pemerintah Resmi Melarang Ekspor Seluruh Logam Tanah Jarang

Selanjutnya: Ancam Sandera 200 Pengemplang Pajak

Menarik Dibaca: Promo HokBen x Yup Oktober 2025, Pengguna Baru Dapat Harga Spesial Rp 1.000




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×