kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pakar Singapura: Covid-19 bakal menyerang hingga akhir 2020


Selasa, 10 Maret 2020 / 14:24 WIB
Pakar Singapura: Covid-19 bakal menyerang hingga akhir 2020
ILUSTRASI. Pemeriksaan suhu tubuh di pelabuhan ferri Singapura. REUTERS/Edgar Su


Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA.Jumlah orang yang didiagnosis Covid-19 meningkat di seluruh dunia.  Sejumlah pakar di Singapura berpendapat, saat episentrum wabah bergeser dari China, tidak mungkin penyakit itu akan berkurang seperti SARS.

"Virus ini bakal menyerang global hingga akhir tahun," kata Associate Professor Hsu Li Yang, pimpinan program penyakit menular di Universitas Nasional Singapura, Saw Swee Hock School of Public Health pada Senin (9/3/2020) kepada The Straits Times.

Dia menambahkan, dengan lonjakan kasus secara global, harapan bahwa wabah akan berakhir pada bulan April atau Mei akan pupus.

Baca Juga: Singapura memungut biaya perawatan corona setelah ada impor kasus dari Indonesia

Data yang dihimpun dari The Straits Times menunjukkan, jumlah kasus Covid-19 secara global yang terkonfirmasi telah melampaui 100.000 kasus dan jumlah kematian mendekati 4.000.

Sementara itu, Profesor Tikki Pangestu, seorang profesor tamu di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew dan mantan direktur departemen kebijakan dan kerja sama penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menguraikan tiga skenario yang mungkin dihadapi dunia:

Baca Juga: Dampak Virus Corona (Covid-19), Aktivitas Rute Internasional di Bandara Soetta Sepi

> Satu, lebih banyak negara akan mengalami wabah, termasuk kasus parah, dan akan terus menjadi keadaan darurat.

> Dua, virus itu mungkin "hilang sama sekali", mirip dengan kasus SARS, merujuk pada wabah sindrom pernafasan akut yang parah yang merenggut hampir 800 nyawa di seluruh dunia pada tahun 2003.

Baca Juga: Ada 19 pasien positif corona di Indonesia, ini daftar lengkapnya

> Tiga, virus menjadi endemik, dan umat manusia mungkin harus hidup dengan keberadaannya yang berkelanjutan, seperti virus lain seperti virus flu babi H1N1.

Pangestu mengatakan: "Skenario ketiga adalah apa yang dipikirkan WHO. Itu akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari."

Profesor Leo Yee Sin, direktur eksekutif Pusat Nasional untuk Penyakit Menular mencatat, skenario dua - bahwa virus dapat "didorong kembali" - tidak mungkin terjadi.

Cara virus "disekresikan" berbeda antara pasien dengan SARS dan mereka yang dengan Covid-19.

Baca Juga: 5 pasien suspect virus corona meninggal di Indonesia, berikut kasusnya

"Pasien dengan Covid-19 cenderung mengeluarkan virus lebih awal, membuat pengendaliannya sulit," kata Leo.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×