kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pakta anti-terorisme ditandatangi ASEAN dan Australia


Sabtu, 17 Maret 2018 / 17:24 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - SIDNEY. Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melakukan penandatanganan nota kesepahaman melawan terorisme dalam konferensi antara Australia dengan para pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara atau Association of South East Asia Nations (ASEAN) di Sydney.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (17/3), lewat nota kesepahaman ini, negara-negara ASEAN dan Australia berkomitmen untuk memperbaiki perangkat legislatif dan penegakan hukum untuk memerangi gerakan lintas batas negara yang dilakukan ekstremis, termasuk mendapatkan dan menggunakan bukti komunikasi elektronik untuk penuntutan.

Peserta konferensi anti terorisme juga berjanji untuk meningkatkan pembiayaan kontra-terorisme dan pembagian informasi intelijen antar anggota.

Langkah tersebut muncul saat pengaruh teroris yang terinspirasi ISIS yang kembali dari Timur Tengah berkembang cukup tinggi di Asia Tenggara, dengan Indonesia dan Filipina dilihat oleh beberapa ahli rentan terhadap serangan lebih lanjut.

Australia, sekutu kunci Amerika Serikat (AS), juga siaga tinggi dengan kemungkinan serangan yang dianggap mungkin dilakukan. Badan intelijen di Australia telah menghentikan setidaknya selusin rencana terorisme sejak tahun 2014.

Konferensi kontra-terorisme di Sidney dirancang untuk membawa badan intelijen regional dan pembuat kebijakan bersama-sama memperkuat upaya lintas batas untuk memberantas pendanaan dan perencanaan terorisme.

"Penggunaan aplikasi pesan terenkripsi oleh teroris dan penjahat berpotensi menjadi degradasi kemampuan intelijen yang paling signifikan di zaman modern," ujar Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton dalam pertemuan hari Sabtu (17/3), dilansir dari Bloomberg.

Dutton memimpin upaya untuk meloloskan undang-undang di parlemen Australia yang dia katakan akan membuat perusahaan komunikasi menyampaikan pesan terkait terorisme yang potensial ke badan-badan intelijen, dan meningkatkan kemampuan pihak berwenang untuk menggunakan perangkat pengawasan.

"Kita semua memiliki kepentingan untuk mengalahkan gerakan teroris di manapun mereka berada. Sama seperti jaringan teroris yang sudah trans-nasional, begitu juga dengan tindakan kontra terorisme, harus ada kolaborasi dalam hal berbagi informasi intelijen," ujar Turnbull, dilansir dari Bloomberg.


 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×