Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Sejumlah investor dan miliarder tengah membunyikan alarm akan datangnya kehancuran pasar besar-besaran. The GOAT of investing memimpin peringatan dari kalangan orang-orang kaya akan kondisi ini.
Investor kawakan Warren Buffett yang seharusnya menyebarkan uang tunai saat pasar saham jatuh memilih menahan diri, merupakan juga peringatan.
Mengutip Yahoo Finance, Minggu (12/7), banyak orang merasa aneh bahwa Buffett telah kehilangan selera investasinya pada tahun 2020 ini. Konglomerat Buffett masih memiliki uang tunai sebanyak US$ 137 miliar.
Baca Juga: Warren Buffett terjungkal ke urutan 8, ini 10 orang paling tajir di dunia saat ini
Berskhire Hathaway hanya melakukan satu kesepakatan signifikan selama pandemi ini yakni membeli aset transmisi dan penyimpanan gas milik Dominion Energy sebesar US$ 9,7 miliar.
Sementara, banyak orang yang tinggal di rumah karena Covid-19 sedang bermain di pasar saham. Langkah yang dilakukan para amatir ini sebenarnya mengkhawatirkan Buffett.
Buffett tidak suka membeli saham dan berspekulasi tanpa berpikir seperti yang dilakukan para trader harian, yang saat ini tengah bersemangat mengumpulkan saham-saham yang tertekan.
Pasar saham saat ini memiliki kemiripan dengan kondisi pada awal tahun 2000 saat terjadinya gelembung dot.com.
Baca Juga: Kekayaan Warren Buffett masih di atas Rp 1.000 triliun meski rajin donasi
Buffett mengatakan, investor berfokus bukan pada apa yang dihasilkan oleh aset, melainkan pada apa yang akan dibayarkan oleh orang berikutnya atau investors are focusing not on what an asset will produce but rather on what the next fellow will pay for it.
NBA personality dan pemilik waralaba Dallas Mavericks, Mark Cuban, berbagi sentimen Buffett. Dia meyakini bahwa reli pasar saham yang terengah-engah akan berakhir setelah diketahui seberapa besar kehancuran akibat pandemi.
Sementara para trader harian menghasilkan uang dengan berpikir bahwa mereka jenius di pasar saham.
Investor miliarder lainnya dan CEO Oaktree Capital di AS, Howard Marks, mengatakan, orang membeli saham untuk bersenang-senang. Namun ia menasihatkan agar jangan menjadikan saham pasar judi karena memperdagangkan saham secara sembrono itu tidak sehat.
Sebab ia memperingatkan, banyak trader selama erat dot.com dulu berpikir bahwa membeli saham saat jatuh merupakan strategi yang tidak dapat dilewatkan. Namun saat gelembung pecah, barulah diketahui dampaknya.
Baca Juga: Redakan ketegangan, Menlu China sampaikan tiga usulan ini ke AS
Karena itu, para miliarder Buffett, Cuban dan Marks memperingatkan investor untuk tidak terbawa arus. Sekarang bukan waktunya untuk berspekulasi karena pasar sendiri ibarat masih berada di atas es yang tipis.
Sebab ketika dampak corona terlihat, maka akan memicu aksi jual besar-besaran karena banyak orang akan menarik uang mereka dari pasar saham.