Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NIIGATA. Para menteri keuangan Group of Seven (G7) atau negara maju di akhir pertemuan pada Sabtu (13/5), mengingatkan mengenai ketidakpastian ekonomi yang meningkat dibayangi oleh keprihatinan akan kebuntuan utang Amerika Serikat (AS) dan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Melansir Reuters, pertemuan yang digelar di Niigata, Jepang, sempat membahas kegagalan bank-bank AS dan usaha untuk mengurangi ketergantungan pada China. Disebutkan pertemuan itu juga membahas pagu utang AS.
Para menteri keuangan G7 menyebut pasar global kini tengah terpukul karena biaya pinjaman telah meningkat. Peningkatan itu disebabkan pengetatan moneter yang agresif oleh bank-bank sentral AS dan Eropa.
"Ekonomi global telah menunjukkan ketahanan terhadap berbagai guncangan, termasuk pandemi Covid-19, perang agresi Rusia terhadap Ukraina, dan tekanan inflasi yang terkait," ujar para menteri keuangan.
Baca Juga: Pernyataan KTT G7 akan Menyerukan Kekhawatiran tentang Paksaan Ekonomi China
Meski menunjukkan ketahanan, mereka berpendapat semua negara harus tetap waspada dan fleksibel dalam kebijakan makro ekonomi di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah mengatakan bahwa default AS untuk pertama kalinya dapat terjadi dalam beberapa minggu ke depan, jika kebuntuan pagu utang AS tidak terselesaikan. Dia mengatakan kebuntuan itu lebih sulit diselesaikan, tetapi tetap berharap akan adanya solusi.
Menteri keuangan Inggris Jeremy Hunt lantas memberikan pendapat yang serius dengan mengatakan kondisi global akan hancur jika Amerika Serikat gagal mencapai kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman federal dan mencapai pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, para menteri keuangan G7 berkomitmen untuk memerangi inflasi yang meningkat dan memastikan ekspektasi pergerakan harga di masa depan tetap terjaga dengan baik. Hal itu menjadi upaya bahwa mereka tidak akan lengah terhadap inflasi yang sangat tinggi.
Baca Juga: Menteri Keuangan G7 Sepakat Sistem Keuangan Global Tangguh, Tapi Tetap Perlu Waspada