Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, 27 anggota parlemen meminta penangguhan sementara segala transaksi dengan Turki, termasuk izin ekspor teknologi kendaraan udara tak berawak.
Dilansir dari Arab News, surat bertanggal 9 Agustus tersebut mengatakan bahwa parlemen prihatin atas program drone bersenjata Turki, yang telah mengacaukan banyak wilayah di dunia.
Parlemen menyoroti penggunaan berbagai jenis kendaraan tak berawak milik Turki dalam konflik Nagorno-Karabakh tahun lalu sebagai contoh konkret.
Mereka menemukan bahwa banyak suku cadang dan teknologi drone bersenjata Bayraktar di Turki berasal dari perusahaan-perusahaan AS.
Drone Bayraktar yang digunakan oleh Azerbaijan dilaporkan mengandung setidaknya 10 bagian yang diproduksi di AS.
Baca Juga: Erdogan ke Xi: Penting bagi Turki bahwa Muslim Uighur hidup dalam damai
Secara umum, sejumlah anggota parlemen meminta Blinken untuk membuka penyelidikan terhadap industri drone Turki dan untuk mengungkapkan apakah produknya termasuk teknologi AS yang melanggar sanksi Amerika terhadap industri pertahanan Turki.
Ketegasan AS terhadap Turki ini juga diduga masih terkait dengan pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang dilakukan oleh Turki.
Sebelum ini, Turki juga dicoret oleh Kongres AS dari kesepakatan jual beli jet tempur F-35 setelah menolak untuk membatalkan pembelian sistem pertahanan udara S-400 Triumf buatan Rusia senilai US$ 2,5 miliar.
Baca Juga: Turki fokus kembangkan jet tempur TF-X, pasca gagal dapatkan F-35 dari AS