Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Sedang Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Senin (28/9), negaranya siap untuk mendukung Azerbaijan, baik di meja perundingan maupun di medan perang.
"Hanya ada satu solusi (untuk masalah ini), Armenia menarik diri dari wilayah Azerbaijan yang diduduki. Masalah ini tidak akan diselesaikan kecuali penarikan," kata dia seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Pasukan Armenia dan Azerbaijan mengerahkan artileri berat pada Selasa (29/9) dalam pertempuran terbaru di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan, pasukan lawan berusaha untuk mendapatkan kembali wilayah yang hilang dengan meluncurkan serangan balik ke arah Fizuli, Jabrayil, Agdere, dan Terter.
Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam pernyataan yang Reuters lansir, pada Selasa pagi terjadi pertempuran di sekitar Kota Fizuli dan tentara Armenia menembaki wilayah Dashkesan di perbatasan antara kedua negara, berkilo-kilometer jauhnya dari Nagorno-Karabakh.
Baca Juga: Perang Armenia vs Azerbaijan makin sengit, Rusia dan Turki ikut terseret
Armenia membantah laporan tersebut tetapi melaporkan pertempuran sepanjang malam. Mereka menyatakan, tentara Nagorno-Karabakh menangkis serangan ke beberapa arah di sepanjang garis kontak.
Nagorno-Karabakh adalah daerah yang memisahkan diri dari Azerbaijan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia dan mendapat dukungan dari Armenia. Mereka memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang tahun 1990-an, tapi tidak diakui oleh negara mana pun sebagai republik merdeka.
Bentrokan antara pasukan Armenia dan Azerbaijan atas Nagorno-Karabakh, yang terbesar sejak 2016, telah menghidupkan kembali kekhawatiran atas stabilitas di wilayah Kaukasus Selatan, koridor pipa yang membawa minyak dan gas ke pasar dunia.
Kedua belah pihak saling menuduh menggunakan artileri berat dalam bentrokan pekan ini, dengan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.