kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Pasar Bergejolak, Warren Buffett Alihkan Uang Tunai ke Surat Utang AS


Jumat, 14 Maret 2025 / 12:58 WIB
Pasar Bergejolak, Warren Buffett Alihkan Uang Tunai ke Surat Utang AS
ILUSTRASI. Chairman Berkshire Hathaway Warren Buffett berjalan melalui ruang pameran saat para pemegang saham berkumpul untuk mendengar dari investor miliarder tersebut pada pertemuan tahunan pemegang saham Berkshire Hathaway Inc di Omaha, Nebraska, AS, 4 Mei 2019.


Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Investor kawakan Warren Buffett melalui Berkshire Hathaway melakukan perubahan signifikan dalam portofolio investasinya pada 2024. 

Warren Buffett menjual sebagian besar kepemilikannya di saham keuangan, termasuk Bank of America dan Citigroup, dan mengalihkan dana ke surat utang negara AS.

Buffett dan timnya menjual saham senilai total US$ 143 miliar sepanjang 2024, menghasilkan laba kena pajak sebesar US$ 101,1 miliar. 

Baca Juga: Warren Buffett Menumpuk Uang Tunai Hingga Rp 5.117 Triliun, Ini Kata Analis

Penjualan terbesar terjadi pada saham Apple, Bank of America, dan Citigroup. Jika Apple masih menjadi kepemilikan terbesar Berkshire, saham keuangan justru mengalami pemangkasan signifikan. 

Selain Bank of America dan Citigroup, Berkshire juga mengurangi kepemilikannya di Capital One Financial dan Nu Holdings.

Bank of America awalnya diperoleh Buffett melalui waran pada 2011, kemudian ditingkatkan pada 2017 hingga mencapai 700 juta saham. Namun, menjelang akhir 2024, jumlah saham yang dimiliki Berkshire mulai berkurang. 

Sementara itu, kepemilikan di Citigroup, yang baru diakuisisi pada 2022, juga dipangkas seiring dengan lambatnya pemulihan bank tersebut dari permasalahan regulasi dan restrukturisasi.

Baca Juga: Warren Buffett Timbun Uang Tunai Lebih Banyak dari Sebelumnya, Ada Pertanda Buruk?

Penjualan besar-besaran ini juga berkaitan dengan kebijakan pajak. Pada 2024, keuntungan modal Berkshire dikenakan pajak sebesar 21%, lebih rendah dibandingkan tarif sebelum 2017 yang mencapai 35%. 

Hal ini memberikan tambahan US$ 14 miliar bagi kas Berkshire. Buffett diperkirakan akan terus menjual saham pada 2025 jika valuasi pasar tetap tinggi dan pemotongan pajak tidak diperpanjang oleh Kongres.

Tanpa menemukan peluang investasi ekuitas yang menarik, Buffett mengalokasikan lebih dari US$ 166 miliar ke surat utang negara AS. 

Ia lebih memilih obligasi jangka pendek yang menawarkan imbal hasil sekitar 4,3% untuk menjaga likuiditas dan keamanan modal. Buffett menegaskan bahwa strategi ini akan berlanjut hingga ia menemukan investasi yang dinilai layak.

Baca Juga: Warren Buffett Menimbun Uang Tunai Menjelang Pemilu yang Volatil, Segini Nilainya

Langkah Buffett ini menunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi valuasi tinggi di pasar saham dan ketidakpastian kebijakan pajak, sekaligus mempertegas preferensinya terhadap keamanan modal dalam jangka pendek.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×