Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
PARIS. Luar biasa, tampaknya nafsu belanja para orang tajir membeli tas mewah tak surut di tengah ketidakpastian perekonomian. Buktinya, produsen tas mewah asal Prancis Hermes International SCA melaporkan meraup kenaikan laba di 2015, melebihi ekspektasi para analis.
Laba usaha Hermes naik 19 % atau € 1,54 miliar (US$ 1,7 miliar). Sementara, para analis memperkirakan laba yang diperoleh sebesar € 1,52 miliar menyusul tragedi penyerangan teroris November lalu di kota Paris yang meredam wisata belanja di kota mode itu.
"Dalam dunia di mana ada banyak risiko dan ketidakpastian, kemampuan untuk dapat bereaksi dan beradaptasi sesuai dengan acara tetap penting," kata Chief Executive Officer Axel Dumas.
Asal tahu saja, lebih sedikit turis yang berbelanja di Eropa, menyusul serangan teror tahun lalu di Paris dan kini situasi semakin buruk oleh pemboman di Brussels, yang menewaskan sedikitnya 31 orang, Selasa (22/3).
Hermes mengatakan penjualan di Prancis naik 6 %, meskipun terjadi perlambatan setelah peristiwa 13 November di Paris. Perlambatan penjualan juga terjadi di China, penurunan di Hong Kong dan Macau , dan penjualan yang flat di AS.
Peningkatan laba diperoleh dua lini bisnis baru di Prancis yang meningkatkan pasokan tas dan produk-produk kulit lainnya. Selain itu, penjualan di Jepang menopang kinerja penjualan.
Meski demikian, pasar tahun 2016 ini diprediksi tak sebaik sebelumnya dan bisa di bawah target 8 % akibat resiko ekonomi dan politik global.
Hermes berencana untuk menaikkan harga sekitar 3,5 % tahun ini di pasar Eropa seiring kenaikan biaya produksi. “Terlalu dini untuk memberikan perkiraan margin atau angka penjualan,” ujar Dumas.