kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.350   32,00   0,20%
  • IDX 7.033   -40,87   -0,58%
  • KOMPAS100 1.030   -6,10   -0,59%
  • LQ45 802   -8,40   -1,04%
  • ISSI 213   0,66   0,31%
  • IDX30 416   -5,92   -1,41%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,82   -0,70%
  • IDXV30 121   -0,47   -0,39%
  • IDXQ30 137   -1,43   -1,04%

Pasca Menaikkan Tarif, Trump Bakal Berbicara dengan Xi Jinping


Rabu, 05 Februari 2025 / 09:08 WIB
Pasca Menaikkan Tarif, Trump Bakal Berbicara dengan Xi Jinping
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump akan berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping secepatnya pada minggu ini. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump akan berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping secepatnya pada minggu ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Trump.

Mengutip Reuters, Trump pada hari Sabtu memerintahkan tarif yang lebih tinggi untuk barang-barang dari Meksiko, Kanada, dan China, sebagai bagian dari tuntutan mereka untuk menghentikan aliran fentanil illegal. Fentanil merupakan penyebab utama overdosis obat di Amerika Serikat.

Trump menarik kembali ancamannya untuk mengenakan tarif tinggi pada Meksiko dan Kanada pada hari Senin (3/2/2025). Akan tetapi, tarif AS pada China masih akan diberlakukan.

Panggilan telepon itu akan menjadi pembicaraan pertama Trump dan Xi yang diketahui, sejak Trump menjabat pada 20 Januari. Mereka sebelumnya berbicara sebelum pelantikan Trump.

"Itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," kata sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt tentang panggilan telepon terbaru itu.

Pada hari Senin, presiden dari Partai Republik itu mengancam akan menaikkan tarif pada China. Dia mengenakan bea masuk sebesar 10% pada semua barang mereka pada hari Sabtu yang akan mulai berlaku pada hari Selasa.

Baca Juga: Donald Trump Setop Pengiriman Kondom untuk Hamas Senilai US$ 50 juta, Benarkah?

Tarif tersebut tidak memenuhi janji kampanye Trump untuk tarif yang lebih tinggi sebesar 60% pada barang-barang China. Pada hari Senin, ia menggambarkan tarif tahap awal sebagai "serangan pembuka".

AS mengatakan bahwa Tiongkok adalah sumber utama bahan kimia prekursor yang disintesis menjadi fentanil oleh kartel narkoba di Meksiko. 

Tiongkok mengatakan telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk menindak bahan kimia tersebut dan menggembar-gemborkan langkah-langkah untuk mengurangi perdagangan narkoba ilegal.

"Mudah-mudahan Tiongkok akan berhenti mengirimi kami fentanil, dan jika tidak, tarif akan naik jauh lebih tinggi. Tiongkok akan ditangani," kata Trump. 

Tiongkok, yang telah lama menyebut tarif sebagai tindakan kontraproduktif, memberikan kritik yang relatif tidak jelas terhadap tarif tersebut dan mengisyaratkan keterbukaan untuk berunding.

Tonton: Perang Dagang Berkobar Usai Trump Umumkan Tarif Impor

Menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, Pemerintah China tampaknya siap untuk mencari kesepakatan dengan Trump yang dapat menunda atau menghentikan tarif.

Selanjutnya: Sebulan Melompat 8,06%, Harga Emas Antam Hari Ini Mencorong (5 Februari 2024)

Menarik Dibaca: 7 Obat Asam Urat di Apotek serta Cara Konsumsi yang Aman



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×