kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   19,00   0,12%
  • IDX 7.467   -12,81   -0,17%
  • KOMPAS100 1.154   -0,21   -0,02%
  • LQ45 915   1,11   0,12%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 472   1,27   0,27%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,15   0,11%
  • IDXV30 140   1,01   0,73%
  • IDXQ30 157   0,31   0,20%

Pasien asal Indonesia paling banyak di Singapura


Senin, 04 Maret 2013 / 23:01 WIB
Pasien asal Indonesia paling banyak di Singapura
ILUSTRASI. Produk-produk industri hilirisasi batubara PTBA seperti gas dme, urea


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

SINGAPURA. Pasien asing kembali berjubel di rumah sakit di Singapura. Pasca-terjadinya penurunan, menyusul krisis ekonomi global 2009, data terbaru Departemen Kesehatan Singapura menunjukkan tren positif sejak tahun 2011. Data departemen itu mencatat 36.000 pasien asing dirawat di rumah sakit atau menjalani pengobatan di Singapura.

Lima rumah sakit yang menjadi sasaran warga asing adalah RS Mount Elizabeth cabang Orchard, RS Parkway, RS Gleneagles, RS Parkway East, dan RS Mount Elizabeth cabang Novena. Pasien dari Indonesia menduduki urutan pertama. Separuh dari pasien asing yang datang ke Singapura berasal dari Tanah Air. Malaysia, Banglades, Vietnam, dan Myanmar menyusul di urutan berikutnya.

Dr Lim Suet Wun, Executive Vice-President Singapore Operations for the Parkway Pantai Group, menjelaskan bahwa jumlah pasien asing di lima rumah sakit itu memperlihatkan tren pertumbuhan yang positif dan stabil. "Mereka datang mulai dari sekadar check-up kesehatan, sampai menjalani operasi yang kompleks."

Dr Lim menambahkan, biaya check-up 500 dollar Singapura-2.000 dollar Singapura (sekitar Rp 4 juta sampai Rp 16 juta), angka yang cukup menjanjikan untuk menunjang pendapatan dan biaya operasional rumah sakit, mengingat ada lebih dari 10.000 pasien asing yang datang setiap tahun.

Indonesia dilihat sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya saat ini sedang tinggi dan melahirkan warga-warga kelas menengah baru. Golongan baru ini relatif kesulitan mendapatkan perawatan kesehatan yang maksimal untuk kasus seperti transplantasi organ dan perawatan kanker. Mereka memilih terbang ke negeri jiran untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih baik.

Kompas.com


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×