Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, melaporkan bahwa Rusia kini menggunakan pasukan Korea Utara dalam jumlah besar untuk melakukan serangan terhadap pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia.
Ini menandai eskalasi baru dalam perang yang telah berlangsung lebih dari satu setengah tahun dan menyeret Korea Utara ke dalam konflik yang semakin kompleks.
Keterlibatan Korea Utara: Fakta dan Dampaknya
Zelenskiy, dalam pidatonya kepada rakyat Ukraina, menyatakan bahwa penggunaan pasukan Korea Utara oleh Rusia adalah langkah signifikan dalam perang. Untuk saat ini, pasukan Korea Utara tersebut dikerahkan di garis depan Kursk, tetapi Ukraina memiliki informasi bahwa penyebarannya dapat meluas ke wilayah pertempuran lainnya.
Baca Juga: Israel Berencana Melipatgandakan Populasi di Wilayah Golan yang Diduduki
Ukraina memperkirakan ada sekitar 11.000 pasukan Korea Utara yang saat ini bergabung dengan puluhan ribu tentara Rusia. Pasukan ini dikatakan beroperasi dalam unit gabungan Rusia dan memainkan peran aktif dalam serangan.
Menurut pejabat Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Andrii Kovalenko, pasukan Korea Utara telah mengalami kerugian, meskipun angka pasti belum diungkapkan. Kovalenko menggambarkan taktik Rusia yang menggunakan pasukan Korea Utara untuk menekan pasukan Ukraina dengan serangan frontal.
Zelenskiy menyebut langkah ini sebagai bentuk eskalasi baru, dengan Moskow melibatkan negara lain secara langsung dalam perang. Ia meminta tanggapan global terhadap keterlibatan Korea Utara ini dan menekankan perlunya dukungan lebih besar dari sekutu Barat.
Situasi di Kursk: Latar Belakang dan Strategi
Ukraina melancarkan operasi ke wilayah Kursk pada Agustus lalu, menciptakan enklave di wilayah Rusia. Kyiv menyatakan langkah ini bertujuan untuk mengalihkan pasukan Rusia dari front utama, meskipun langkah ini menuai kritik karena memperluas garis pertempuran Ukraina yang sudah melebar.
Baca Juga: Rusia Tarik Mundur Pasukannya Tapi Tidak Hengkang dari Suriah
Staf Umum Ukraina melaporkan peningkatan signifikan serangan di front Kursk, termasuk serangan udara, bom luncur, dan lebih dari 200 serangan artileri dalam beberapa hari terakhir. Serangan ini menimbulkan tantangan besar bagi Ukraina yang berjuang mempertahankan enklave tersebut.
Spekulasi Akhir Perang: Peran Donald Trump dan Tekanan Diplomatik
Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih bulan depan memicu spekulasi tentang potensi dorongan untuk pembicaraan damai. Namun, Kyiv telah menegaskan bahwa posisi yang kuat di medan perang adalah kunci untuk hasil perundingan yang menguntungkan.
Zelenskiy terus mendesak sekutu Barat untuk meningkatkan bantuan militer dan diplomatik guna memperkuat posisi Ukraina. Ia dijadwalkan menghadiri pertemuan penting di Brussels minggu depan dengan para pemimpin negara-negara Eropa dan NATO.
Baca Juga: Bitcoin Tembus US$106,000, Didorong Rencana Trump Cadangkan Kripto
Implikasi Keterlibatan Korea Utara
Langkah Rusia untuk melibatkan Korea Utara menunjukkan tekanan besar yang dihadapi Kremlin dalam mempertahankan momentum di medan perang.
Namun, keterlibatan ini juga membuka peluang bagi Ukraina dan sekutunya untuk memperkuat argumen diplomatik mereka bahwa perang ini semakin melibatkan aktor internasional, sehingga memerlukan respons global yang lebih tegas.