kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Patrick Soon-Shiong, miliuner pembuat obat diabetes (1)


Senin, 11 Oktober 2010 / 07:34 WIB
ILUSTRASI. Ilustrasi reksadana syariah ; keuangan syariah


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Test Test

Patrick Soon-Shiong menyandang gelar dokter miliuner. Pasalnya, dia adalah salah satu orang terkaya dari bidang kesehatan di dunia. Selain berprofesi sebagai dokter, dia juga berbisnis obat-obatan. Melalui perusahaan obat-obatannya, Soon-Shiong berhasil memupuk pundi-pundi kekayaannya hingga sekitar US$ 5 miliar pada Maret 2010. Tahun ini, majalah Forbes menobatkannya sebagai orang terkaya nomor 154 di seluruh dunia.

Patrick Soon-Shiong adalah keturunan China yang lahir di Afrika Selatan tahun 1952. Ayahnya dokter di sebuah desa di China. Perang Dunia II menyebabkan keluarganya harus berimigrasi dari kampung halaman di China.

Sejak kecil, Soon-Shiong sangat tertarik dengan bidang kesehatan dan kewirausahaan. Dia mendapatkan pengetahuan itu dari ayahnya, yang selain dokter juga membuka usaha toko obat herbal di Port Elizabeth, Afrika Selatan. "Sejak berumur 13 tahun saya sudah ingin menjadi dokter," kata Soon-Shiong.

Dia berhasil memperoleh beasiswa di Fakultas Kedokteran University of Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan. Pada usia 23 tahun dia sudah mendapat gelar dokter. Ia adalah lulusan terbaik keempat dari 189 mahasiswa yang lulus. Soon-Shiong kemudian magang di Johannesburg's General Hospital.

Di awal kariernya sebagai dokter, Soon-Shiong sudah kenyang dengan berbagai kesulitan, penolakan, dan perlakuan diskriminatif. Misalnya, gajinya hanya US$ 1.000 per bulan, atau setengah dari gaji teman-temannya yang berkulit putih. Bahkan, pasien pertamanya yang merupakan penduduk Afrika kulit putih menolak saat mau diobatinya.

Soon-Shiong kemudian melanjutkan pendidikan dan mendapatkan gelar Master of Science dari University of British Columbia. Saat menempuh pendidikan itulah ia mendapatkan berbagai penghargaan dari hasil risetnya. Seperti dari American College of Surgeons, The Royal College of Physicians and Surgeons of Canada dan American Association of Academic Surgery.

Usai menggondol gelar master, Soon-Shiong hijrah ke Amerika Serikat (AS). Ia mengikuti pelatihan bedah di University of California Los Angeles (UCLA) dan menjadi dokter bedah asing bersertifikat dari Fellow of the Royal College of Surgeons Canada dan Fellow of the American College.

Soon-Shiong menjadi asisten profesor di Fakultas Kedokteran UCLA pada usia 31 tahun. Dia melakukan operasi transplantasi pankreas pertama di UCLA. Pasiennya adalah perempuan penderita diabetes, yang oleh dokter lain disarankan perawatan insulin.

Tahun 1991, Soon-Shiong meninggalkan UCLA karena tidak sabar dengan lambatnya riset di sana. Ia lalu mendirikan perusahaan VivoRx untuk mencari obat diabetes. Terrence, kakaknya di London, diajak bekerjasama untuk menjadi investor; sementara Soon-Shiong rajin melakukan riset.

Tahun 1993, Food & Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyetujui percobaan obat yang ditemukan Soon-Shiong kepada manusia. Pasiennya adalah orang yang sudah menderita diabetes selama 30 tahun.

Obat buatan Soon-Shiong adalah sel produsen insulin yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Percobaan pembuatan sel produsen insulin sebenarnya sudah dilakukan sejak 1970. Tapi tidak ada hasilnya. Pasalnya, antibodi dalam tubuh akan menolak sel ini sebelum ada kesempatan mengeluarkan cukup banyak insulin.
Soon-Shiong menemukan cara melindungi sel produsen insulin, yaitu membungkusnya dengan gel dari rumput laut. Walau risetnya sudah dimulai 1987, persetujuan dari FDA baru diperolehnya 1993.

Hasil riset berhasil. Pasien bisa berjalan tanpa bantuan dan setelah 9 bulan tak memerlukan suntik insulin selama 30 hari penuh. Sukses ini membuat banyak media memublikasikannya, sebelum resmi beredar di jurnal medis. Hal ini membuat banyak koleganya terganggu. Soon-Shiong baru memublikasikan keberhasilan hasil penanaman sel insulin ini beberapa bulan kemudian di jurnal medis bernama Lancet.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×