Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Paus emeritus Benediktus XVI, menuduh ada para penentangnya yang ingin membungkam dirinya, karena selama ini, ia lantang bersuara menengtang pernikahan sesama jenis.
Hal itu dia katakan paus bernama asli Joseph Ratzinger ini alam biografi resmi yang diterbitkan pada Senin (4/5) di Jerman.
Pria yang kini berusia 93 tahun ini, mengklaim, dalam biografi berjudul "Benedict XVI - A Life" bahwa ia telah menjadi korban distorsi realitas kejam, sebagai dampak intervensinya dalam perdebatan teologi, seperti diwartakan kantor berita Jerman, DPA.
Baca Juga: Mantan Paus Benediktus membungkam debat selibat dalam Gereja Katolik
Paus Benediktus XVI menilai, reaksi yang muncul dari teologi Jerman sangat salah kaprah dan tidak tepat sehingga ia memilih tidak membicarakannya.
"Saya lebih suka tidak menganalisis alasan sebenarnya mengapa orang ingin membungkam suara saya," tambah Paus Benediktus yang memilih pensiun pada 2013 ini, seperti dilansir France24, Senin.
Gereja Katolik Jerman, selama bertahun-tahun, telah dipimpin oleh para pastor yang condong melakukan reformasi dalam gereja katolik. Mereka berbeda dengan Ratzinger yang lebih condong mempertahankan ajaran tradisional gereja.
Selama menjabat sebagai paus antara 2005-2013, Paus Benedikturs XVI sering dikritik karena sikapnya terhadap Islam dan dituduh berusaha melemahkan gerakan modernisasi yang dilakukan penerusnya Paus Fransiskus.
Baca Juga: Pesan Paskah Paus Fransiskus: Jangan menyerah pada rasa takut
Namun, Ratzinger berupaya membantah tudingan tersebut dalam biografinya. Ia mengatakan, persahabatan pribadinya dengan Paus Fransiskus sekarang tidak hanya bertahan, tetapi juga bertumbuh.
Pada bulan Februari 2020, Benediktus XVI terseret intrik di Vatikan ketika sekretaris pribadinya dicoret dari daftar rombongan Paus Fransiskus.
Sejumlah pengamat menuding Paus Benediktus XVI berupaya mengendalikan Gereja Katolik dari belakang layar, ketika sebuah buku yang membela topik panas mengenai selibat para imam Katolik muncul. Saat itu, nama Paus Benediktus XVI bersanding di samping nama Kardinal Konservatif, Guinea Robert Sarah.
Namun setelah hal ini menimbulkan kontroversi, dalam waktu 48 jam, Ratzinger meminta namanya dihapus dari sampul buku tersebut, kata pengantar dan kesimpulan yang ditandangani bersama.
Kendati, Paus Benediktus XVI tampaknya tidak tinggal diam dalam melakukan intervensi terkait debat sosial yang menimbulkan ledakan baru terhadap pernikahan gay dalam biografinya yang baru terbit ini.
Baca Juga: Jokowi kirim undangan resmi agar Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia
"Satu abad yang lalu, siapa pun akan berpikir itu tidak masuk akal untuk berbicara tentang pernikahan homoseksual. Hari ini mereka yang menentangnya dikucilkan dari masyarakat," keluh Benediktus XVI.
"Ini hal yang sama dengan aborsi dan menciptakan kehidupan manusia di laboratorium," katanya, seraya menambahkan bahwa"wajar saja bagi orang untuk takut akan kekuatan spiritual Antikristus.