Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Paus Fransiskus berjalan sendirian di tengah hujan di bawah kanopi putih di tangga basilika dan berbicara duduk sendirian di depan sebuah lapangan di mana ia biasanya berinterkasi dengan puluhan ribu orang, tetapi sekarang ditutup karena pandemi.
"Kami telah menyadari bahwa kami berada di kapal yang sama, kita semua rapuh dan bingung, tetapi pada saat yang sama penting dan dibutuhkan, kita semua dipanggil untuk mendayung bersama, masing-masing dari kita membutuhkan kenyamanan yang lain," katanya.
Paus Fransiskus mengatakan virus telah mengekspos kerentanan manusia dari kepalsuan.
Baca Juga: Akibat virus corona, Paus Fransiskus memilih menghindari keramaian
Paus memuji para dokter, perawat, karyawan supermarket, petugas kebersihan, pemberi perawatan, pekerja transportasi, polisi, dan sukarelawan, dengan mengatakan bahwa mereka, dan bukan orang kaya dan terkenal di dunia, “menulis peristiwa yang menentukan di zaman kita”.
Pemimpin 1,3 miliar umat Katolik Roma di dunia ini mengatakan bahwa Tuhan meminta setiap orang untuk “membangunkan kembali dan mempraktikkan solidaritas dan harapan yang mampu memberikan kekuatan, dukungan, dan makna pada saat-saat ini ketika segala sesuatu tampak menggelepar.”
Baca Juga: Italia umumkan darurat nasional wabah corona dan isolasi wilayah utara Italia
Dia berdoa di depan salib kayu yang biasanya disimpan di gereja Roma dan dibawa ke Vatikan untuk kebaktian khusus.
Menurut tradisi, wabah yang melanda Roma pada 1522 mulai surut setelah salib dibawa di sekitar jalan-jalan ibukota Italia selama 16 hari pada 1522.