Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Meski belum disahkan, namun rencana kebijakan imigrasi ketat Donald Trump sudah menerima kritik dari Paus Fransiskus. Pemimpin Gereja Katolik dunia tersebut melihat bahwa kebijakan itu tidak dapat menyelesaikan masalah.
Paus Fransiskus, pada hari Minggu (19/1), mengkritik rencana Trump untuk secara tajam mengintensifkan tindakan penegakan imigrasi di seluruh AS setelah dirinya dilantik hari Senin (20/1).
Dalam sebuah wawancara dengan kanal televisi Italia, Channel 9, Paus mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan menjadi aib bagi pemerintahan Trump jika benar-benar dilaksanakan.
"Itu akan membuat para migran, yang tidak punya apa-apa, membayar tagihan yang belum dibayar. Itu tidak berhasil. Anda tidak menyelesaikan masalah dengan cara ini," kata Paus, dikutip Reuters.
Baca Juga: Donald Trump Akan Mengesahkan 50 Perintah Eksekutif di Hari Pertama Bekerja
Trump kabarnya sedang mempertimbangkan kembali untuk melakukan penggerebekan imigrasi di Chicago minggu depan.
Uskup Agung Katolik Chicago, Kardinal Blase Cupich, juga mengecam penggerebekan, dengan menyebutnya akan menjadi penghinaan terhadap martabat semua orang dan komunitas.
Pernyataan keras Paus ini sangat jarang terjadi. Pemimpin gereja Katolik dunia, dengan anggota lebih dari 1,4 miliar jemaat, biasanya sangat berhati-hati dalam merespons isu politik.
Paus Fransiskus secara khusus menjadikan isu migran sebagai tema utama dalam khotbah menjelang 12 tahun masa kepausannya hari Minggu. Sebelum ini pun, Paus sempat mengkritik retorika anti-imigran Trump. Selama pemilihan umum 2016, beliau mengatakan Trump bukan seorang Kristen.
Baca Juga: Donald Trump Menutup Kampanye Terakhirnya dengan Pesan Anti-Imigrasi
Ketegasan mengenai imigrasi ilegal dan kejahatan lintas batas jadi salah satu perhatian utama para pendukung Trump. Gerakan Make America Great Again (MAGA) juga mendesak pemerintah mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan AS-Meksiko.
Trump sempat menyinggung masalah perbatasan ini sehari sebelum upacara pelantikan. Dirinya mengatakan, arus imigran akan berhenti sesaat setelah dirinya dilantik.
"Pada saat matahari terbenam besok malam, invasi perbatasan kita akan berhenti, dan semua pelintas batas ilegal dalam satu bentuk atau lainnya, akan kembali ke rumah," kata Trump hari Minggu (19/1), dikutip NBC.