Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Warga Argentina telah lama menantikan kunjungan Paus Fransiskus ke tanah airnya sejak meninggalkan negara itu pada 2013 untuk memimpin Gereja Katolik Roma.
Namun, dengan kondisi kesehatannya yang memburuk akibat pneumonia ganda, kepulangan tersebut semakin kecil kemungkinannya.
Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, mengalami infeksi paru-paru yang serius. Dirawat selama dua minggu di Rumah Sakit Gemelli, Roma, masa perawatan ini menjadi yang terlama selama kepausannya dan mencerminkan kondisi fisiknya yang semakin lemah.
Baca Juga: Paus Fransiskus, Paus Argentina yang Tak Pernah Kembali ke Tanah Air
Sejak menjabat, Paus telah melakukan lebih dari 45 perjalanan internasional, termasuk kunjungan bersejarah ke Irak, Uni Emirat Arab, Myanmar, Makedonia Utara, Bahrain, dan Mongolia. Namun, mantan Uskup Agung Buenos Aires itu belum pernah kembali ke Argentina.
Menurut Jimmy Burns, penulis biografi Francis, Pope of Good Promise, keputusan Fransiskus untuk tidak mengunjungi Argentina kemungkinan besar disebabkan oleh keinginan untuk menghindari keterlibatan dalam politik negara yang terpolarisasi.
Burns menilai setiap kunjungan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politik, sehingga berisiko memperburuk perpecahan yang ada.
Sejumlah pihak di Argentina sempat berharap Fransiskus akan berkunjung setelah kunjungannya ke Brasil, serta kembali muncul rencana kunjungan pada tahun lalu. Namun, kedua rencana tersebut tidak pernah terwujud.
Guillermo Marco, mantan juru bicara Paus saat masih menjadi Kardinal Jorge Bergoglio, menyebut ketidakhadiran Fransiskus sebagai "kesempatan yang terbuang" bagi Argentina.
Baca Juga: Peserta Misa Bersama Paus Fransiskus Diimbau Tak Bawa Kendaraan Pribadi
Ia menilai Paus ingin melakukan perjalanan sederhana untuk bertemu dengan orang-orang yang dikasihinya dan merayakan misa, tetapi menyadari adanya dinamika politik yang kompleks di negaranya.
Pada September lalu, Fransiskus sempat menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Argentina, tetapi menyebut adanya kendala yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Sementara itu, Maximo Jurcinovic, juru bicara Konferensi Uskup Argentina, menyatakan bahwa fokus utama Gereja saat ini adalah mendoakan kesehatan Paus.
Menurut Marco, kondisi fisik Paus semakin melemah seiring bertambahnya usia dan tekanan pekerjaan yang dijalaninya.
Ia menggambarkan bahwa meskipun Fransiskus memiliki tekad dan kekuatan spiritual yang besar, tubuhnya mulai menunjukkan keterbatasan.
Lingkungan Politik yang Kompleks
Selama kepemimpinan Fransiskus sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, Argentina mengalami krisis ekonomi dan ketidakstabilan politik yang berulang. Presiden saat ini, Javier Milei, telah berupaya menstabilkan ekonomi dengan kebijakan penghematan ketat.
Sebelumnya, Milei pernah mengkritik Paus secara tajam, meskipun belakangan hubungan mereka membaik.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa Fransiskus seharusnya tetap berkunjung ke Argentina terlepas dari kondisi politik.
Sergio Rubin, jurnalis sekaligus salah satu penulis biografi kepausan The Jesuit, menyebutkan bahwa ada pandangan yang menyatakan kunjungan Paus dapat membantu meredakan ketegangan politik.
Baca Juga: Rajutan Pesan Paus Fransiskus Selama Berkunjung di Indonesia
Mantan Duta Besar Argentina untuk Vatikan, Rogelio Pfirter, menilai bahwa meskipun Fransiskus memiliki hubungan emosional yang kuat dengan tanah kelahirannya, fokus utama kepausannya adalah membangun Gereja yang inklusif secara global.
Oleh karena itu, perjalanan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian lebih, seperti Afrika dan Pasifik, dianggap lebih penting dibanding mengunjungi negara-negara dengan populasi Katolik yang sudah kuat.
Meskipun demikian, banyak umat Katolik Argentina yang masih berharap dapat menyambut Fransiskus kembali ke tanah kelahirannya. Claudia Nudel, seorang jemaat dalam misa khusus di Buenos Aires untuk mendoakan kesembuhan Paus, mengaku sedih karena Paus belum pernah kembali ke Argentina.
Sementara itu, Silvia Leda, 70 tahun, menyatakan bahwa meskipun ia ingin melihat Fransiskus pulang, yang lebih penting adalah dampak positif yang dapat diberikan Paus bagi dunia.