Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Selama kepemimpinan Fransiskus sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, Argentina mengalami krisis ekonomi dan ketidakstabilan politik yang berulang. Presiden saat ini, Javier Milei, telah berupaya menstabilkan ekonomi dengan kebijakan penghematan ketat.
Sebelumnya, Milei pernah mengkritik Paus secara tajam, meskipun belakangan hubungan mereka membaik.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa Fransiskus seharusnya tetap berkunjung ke Argentina terlepas dari kondisi politik.
Sergio Rubin, jurnalis sekaligus salah satu penulis biografi kepausan The Jesuit, menyebutkan bahwa ada pandangan yang menyatakan kunjungan Paus dapat membantu meredakan ketegangan politik.
Baca Juga: Rajutan Pesan Paus Fransiskus Selama Berkunjung di Indonesia
Mantan Duta Besar Argentina untuk Vatikan, Rogelio Pfirter, menilai bahwa meskipun Fransiskus memiliki hubungan emosional yang kuat dengan tanah kelahirannya, fokus utama kepausannya adalah membangun Gereja yang inklusif secara global.
Oleh karena itu, perjalanan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian lebih, seperti Afrika dan Pasifik, dianggap lebih penting dibanding mengunjungi negara-negara dengan populasi Katolik yang sudah kuat.
Meskipun demikian, banyak umat Katolik Argentina yang masih berharap dapat menyambut Fransiskus kembali ke tanah kelahirannya. Claudia Nudel, seorang jemaat dalam misa khusus di Buenos Aires untuk mendoakan kesembuhan Paus, mengaku sedih karena Paus belum pernah kembali ke Argentina.
Sementara itu, Silvia Leda, 70 tahun, menyatakan bahwa meskipun ia ingin melihat Fransiskus pulang, yang lebih penting adalah dampak positif yang dapat diberikan Paus bagi dunia.